Junta Militer Thailand Siapkan Pemulihan Ekonomi

Reporter

Selasa, 3 Juni 2014 05:03 WIB

Tentara berjaga di dekat kawasan pusat perbelanjaan di pusat Bangkok, Thailand (1/6). REUTERS/Erik De Castro

TEMPO.CO, Bangkok - Junta militer yang memerintah Thailand sudah menyiapkan daftar langkah darurat ekonomi. Di antaranya menyangkut harga internasional bahan bakar serta jaminan pinjaman untuk perusahaan kecil. Langkah-langkah itu dijadikan sebagai awal pemulihan ekonomi yang mengalami resesi dalam beberapa bulan akibat kekacauan politik.

Marsekal Prajin Juntong, seperti dikutip Reuters, pada Ahad, 1 Juni 2014, bertemu dengan para pejabat Kementerian Perekonomian Thailand. "Langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam jangka panjang antara lain pengembangan zona ekonomi khusus pada perbatasan dengan Myanmar, Laos, dan Malaysia," tuturnya.

Militer menggulingkan sisa pejabat pemerintahan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pada 22 Mei silam. Beberapa bulan sebelumnya, muncul serentetan protes yeng memaksa kementerian-kementerian tutup. Kejadian ini merusak kepercayaan bisnis dan menyebabkan perekonomian merosot.

Marsekal Prajin, yang bertugas mengawasi perekonomian junta, menyebutkan ada 30 proposal darurat ekonomi yang akan dibicarakan dengan pemimpin kudeta, yakni Jenderal Prayuth Chan-ocha, pada Selasa dan Rabu mendatang.

Di antara proposal-proposal itu, Prajin menyebutkan jaminan harga untuk petani beras. Hal ini akan menggantikan skema pembelian yang dijalankan selama masa pemerintahan Yingluck, yang kemudian kolaps setelah pemerintah gagal mendapat dana. Akibatnya, ratusan hingga ribuan petani tidak dibayar selama berbulan-bulan.

Militer berencana menangani persoalan mengenai rentenir ini, yang diperburuk oleh kesulitan yang dialami petani akibat gagal panen. Selain itu, militer akan mencari pinjaman perumahan untuk ditawarkan melalui Bank Perumahan Pemerintah.

Prajin menyatakan telah berbincang dengan Menteri Keuangan untuk membahas struktur pajak dan melaporkannya pada pekan depan. Surat kabar The Nation menyebutkan badan usaha milik negara, seperti Thai Airways International dan State Railway of Thailand, akan menanamkan modal pada Prajin.

REUTERS | MARIA YUNIAR

Baca pula:
62 Negara Keluarkan Travel Warning ke Thailand

Australia Turunkan Level Hubungan dengan Thailand


Berita utama
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Disebut 'Kapal Karam', SBY: Saya Panglima Tertinggi

Hashim Pernah Keluhkan PKS di Forum Usindo



Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya