Kurangi Impor, Kimia Farma Hemat US$ 2,5 Juta  

Selasa, 22 April 2014 13:46 WIB

TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Kimia Farma Tbk menargetkan bisa menghemat devisa negara setelah membangun pabrik garam farmasi di Watudakon, Jombang, Jawa Timur. Pasalnya, dengan pabrik garam farmasi yang dimiliki sekarang, perusahaan tak perlu lagi mengimpor bahan baku dalam jumlah besar untuk kemudian diolah.

“Untuk garam farmasi kebutuhan kita kan 3 ribu ton, jadi nilai efisensinya sekitar US$ 2,5 juta (kalau kebutuhan itu bisa dipenuhi dari dalam negeri),” kata Direktur Utama Rusdi Rosman di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Selasa, 22 April 2014.

Saat ini 95 persen kebutuhan obat industri farmasi masih tergantung pada bahan baku impor. Salah satu bahan baku yang diimpor adalah garam farmasi.

Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan obat seperti infus, produksi tablet, pelarut vaksin, sirup, dan oralit. Dengan adanya pabrik ini, Rusdi optimistis bisa menghentikan impor garam farmasi yang jumlahnya mencapai 6 ribu ton per tahun dan garam pangan 320 ribu ton per tahun.

Adapun seluruh nilai investasi pembangunan pabrik yang menelan Rp 28 miliar ini berasal dari kas perusahaan Kimia Farma. “Kami memiliki cash on hand sekitar Rp 98 miliar, sehingga tak perlu berutang,” kata Rusdi.

Pabrik tersebut diperkirakan akan mulai berproduksi pada akhir tahun. Bila semula kapasitas produksi pabrik ini baru 3 ribu ton per tahun, maka jumlah itu akan naik menjadi 6 ribu ton per tahun setelah ada tambahan investasi dalam pembangunan pabrik tersebut. “Kami menargetkan ekspor, tapi setelah pasar domestik terpenuhi,” tuturnya.

Dengan tambah kencangnya produksi pabrik tersebut, Rusdi juga yakin harga jual produknya bisa lebih murah. “Jika farmasi impor dijual dengan harga Rp 9 ribu per kilogram, maka produk lokal rencananya akan dijual Rp 6 ribu per kilogram,” ucapnya.

FAIZ NASHRILLAH




Berita terpopuler:




Wali Kota Risma ke BEI, IHSG Bergerak Lesu
BI: Inflasi Tahunan Bisa Turun Menjadi 7,18 Persen
Bursa Jawa Tengah Tak Terpengaruh Momen Politik









Advertising
Advertising

Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya