TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pemilu yang masih di bawah ekspektasi membuat pelaku pasar kembali dihantui ketidakpastian. Akibatnya, investor kembali memburu dolar Amerika Serikat dan meninggalkan rupiah sehingga kursnya terus melemah.
Dalam transaksi pasar uang, Kamis, 10 April 2014, rupiah melemah tajam 69 poin (0,61 persen) ke level 11.357 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Albertus Christian, mengatakan kegagalan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencapai ambang batas pencalonan presiden (presidential treshold) 25 persen suara menimbulkan ketidakpastian di pasar. "Kondisi ini kemudian mendorong aksi ambil untung di pasar keuangan sehingga rupiah melemah." (Baca : Pasca-pemilu, Rupiah Paling Lemah di Asia).
Dari berbagai hasil hitung cepat yang muncul, PDIP hanya meraih 19 persen suara dalam pemilu legislatif. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Joko Widodo belum tentu melenggang mulus ke pemilu presiden dan harus berkoalisi dengan partai lain. Joko Widodo adalah tokoh yang disukai oleh pelaku pasar. (Baca : PDIP Gagal Penuhi Syarat Capres, Rupiah Lesu ).
Rupiah turut mendapatkan tekanan oleh melemahnya data perdagangan Cina pada Maret, di mana angka ekspor turun 11,3 persen dan impor menyusut 6,6 persen. Turunnya aktivitas perdagangan memicu kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu. Jika ekonomi Cina melambat, negara berkembang yang bergantung pada pasar Cina akan terkena dampaknya, termasuk Indonesia.
“Melambatnya ekonomi Cina menambah risiko bagi kinerja neraca perdagangan dan perbaikan defisit transaksi berjalan,” ujar Albertus.
Berbagai sentimen negatif tersebut diperkirakan mengubah tren jangka pendek rupiah dari menguat (uptrend) menjadi konsolidasi (sideway) dan rawan kembali melemah ke level 11.500 per dolar AS. Pelaku pasar masih menanti data klaim pengangguran yang dirilis Kamis, 10 April 2014, waktu Amerika. Membaiknya sektor tenaga kerja akan semakin memperkuat posisi dolar. "Hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran 11.300–11.430 per dolar AS," kata Albertus.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Menang Pemilu, Berapa Kursi PDIP di DPR?
Ini Jurus Jokowi Membangun Koalisi untuk Nyapres
Babak I, Lyon Tahan Imbang Juve 1-1
Berita terkait
Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain
4 jam lalu
Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar
Baca SelengkapnyaKepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM
1 hari lalu
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
2 hari lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
2 hari lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
5 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
7 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
9 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
10 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
10 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya