Rupiah Keok Tiga Hari Berturut-turut  

Kamis, 27 Maret 2014 17:26 WIB

Uang rupiah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat rupiah kehabisan tenaga berhadapan dengan dolar AS.

Dalam transaksi pasar uang hari ini, rupiah melanjutkan koreksinya selama tiga hari berturut dengan melemah 35 poin (0,31 persen) ke level 11.447 per dolar AS. Rupiah melemah seiring dengan menguatnya dolar AS terhadap mata uang regional.

Pengamat pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan pergerakan rupiah memang cenderung tertekan beberapa hari terakhir karena dolar masih superior di pasar uang. "Membaiknya data-data ekonomi Amerika membuat pelaku pasar akan cenderung mengalihkan portofolio mereka ke dolar AS," katanya, Kamis, 27 Maret 2014.

Dolar sedang berada di atas angin setelah beberapa indikator ekonomi AS dirilis positif. Di antaranya, meningkatnya indeks keyakinan konsumen AS, membaiknya data penjualan rumah, dan meningkatnya permintaan barang-barang tahan lama untuk industri. Angka klaim penganggur yang dirilis pada Kamis, 27 Maret 2014, waktu AS, juga diprediksi menurun ddibanding bulan sebelumnya. (baca:Ekonomi Amerika Membaik, Dolar Kian Perkasa)

Pelaku pasar juga masih dibayangi oleh sentimen negatif dari pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting) pekan lalu. Dalam pertemuan itu bank sentral AS (The Fed) memutuskan meneruskan program pemotongan stimulus hingga akhir tahun ini serta kemungkinan kenaikan suku bunga pada 2015.

Dari dalam negeri, tidak ada sentimen yang bisa mendorong rupiah sehingga pelaku pasar menanti perilisan data inflasi dan neraca perdagangan pekan depan. "Tekanan justru muncul dari melonjaknya kebutuhan dolar di dalam negeri yang dipicu oleh permintaan korporasi menjelang akhir bulan," ujar Reny.




PDAT | M. AZHAR

Berita Terkait
Sentimen Global Untungkan Dolar
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat
Gubenur BI: Pemerintah Baru Bisa Naikkan Harga BBM




Berita terkait

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

2 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

3 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

3 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

3 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

10 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

11 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya