Sejumlah petugas Manggala Agni Kemenhut memadamkan kebakaran di Kabupaten Bengkalis, Riau (4/3). Hingga kini kebakaran lahan dan hutan di Riau belum bisa ditanggulangi optimal akibat cuaca kering yang mengakibatkan kebakaran terus meluas lebih dari 8.000 hektar. ANTARA/FB Anggoro
TEMPO.CO, Jakarta - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mencatat kehilangan produksi pulp 200 ribu ton sepanjang Januari-Februari 2014. Produksi yang hilang ini sebagai dampak kebakaran hutan yang intens terjadi sejak awal tahun ini.
"Karena ada kebakaran di banyak tempat, produksi harus berhenti karena seluruh karyawan dikerahkan untuk membantu pemadaman," kata Direktur Utama RAPP Kusnan Rahmin kepada wartawan di Jakarta, Senin, 24 Maret 2014.
Kendati demikian, Kusnan mengatakan kehilangan produksi ini tak berdampak signifikan terhadap keseluruhan kinerja produksi perusahaannya. "Produksi yang hilang ini tidak signifikan terhadap total kapasitas produksi pulp perusahaan yang mencapai 2,7 juta ton dan kapasitas produksi kertas sebesar 850 ribu ton," ujarnya.
Mengenai besaran nilai kerugian, Kusnan menolak menjawab. Selain karena perusahaannya merupakan perusahaan privat, pihaknya enggan membicarakan kerugian atas musibah kebakaran yang terjadi. "Ini musibah, kami tidak bicarakan kerugian, yang penting bagaimana kami mengatasinya," ujarnya.
Tahun ini perusahaan milik taipan Sukanto Tanoto ini menginvestasikan dana rutin US$ 6 juta untuk pencegahan kebakaran hutan. Dana tersebut dibelanjakan alat-alat pemadaman. "Ini jumlah investasi pemadaman kebakaran setiap tahunnya," ujar Kusnan.