Inflasi Februari 2014 Turun  

Reporter

Jumat, 14 Maret 2014 05:26 WIB

Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Laju inflasi selama Februari 2014 menunjukkan tren penurunan. "Sehingga semakin mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2014, yakni 4,5 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, dalam keterangan resminya, Kamis, 13 Maret 2014. (baca:BI Rate Dipertahankan 7,5 Persen)

Adapun inflasi indeks harga konsumen (IHK) Februari 2014 tercatat 0,26 persen (month-to-month) atau 7,75 persen (year-on-year). Menurut Bank Indonesia, angka tersebut menurun tajam dibanding inflasi pada Januari 2014 yang mencapai 1,07 persen (month-to-month) atau 8,22 persen (year-on-year). "Juga lebih rendah dari rata-rata inflasi dalam lima tahun terakhir," ujarnya.

Tirta menjelaskan, inflasi inti pun tetap terkendali, pada level 0,37 persen (month-to-month) atau 4,57 persen (year-on-year). Dia mengungkapkan, perkembangan positif ini merupakan pengaruh berbagai kebijakan pemerintah pusat dan daerah untuk menekan dampak lanjutan bencana alam. karena itu inflasi volatile food pada bulan lalu cukup rendah.

Tirta menuturkan inflasi yang menurun juga dipengaruhi oleh terkendalinya nilai tukar rupiah, sehingga mampu meminimalkan dampak kenaikan harga komoditas global. Dengan perkembangan inflasi hingga Februari silam, maka Bank Indonesia memperkirakan inflasi tahun ini masih dalam kisaran sasaran. Meski demikian, Bank Indonesia menyatakan tetap mencermati risiko inflasi pada masa mendatang, termasuk potensi tekanan, dengan penyesuaian administered prices.

Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan serta berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan inflasi tetap terkendali sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Tirta mengatakan stabilitas sistem keuangan yang terjaga ditopang oleh ketahanan sistem perbankan serta perbaikan kinerja pasar keuangan.

Dia mengungkapkan ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit likuiditas serta pasar yang cukup terjaga dan dukungan ketahanan modal yang masih kuat.

Sedangkan pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 20,9 persen pada Januari 2014 sejalan arah moderasi permintaan domestik. Pada Desember 2013, angka tersebut tercatat 21,4 persen (year-on-year).Tirta mengungkapkan Bank Indonesia akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk mengarahkan pertumbuhan kredit agar sejalan dengan moderasi pertumbuhan permintaan domestik. "Kinerja pasar modal pada Februari 2014 semakin membaik," ujar Tirta.

Dia menyebut indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat dan yield surat berharga negara (SBN) menurun, terutama karena peningkatan optimisme investor terhadap perekonomian domestik, menyusul menurunnya inflasi serta defisit transaksi berjalan.



MARIA YUNIAR





Berita Terkait
Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen

BI Rate 7,5 Persen, Bank Segmen Mikro Prospektif

BI Rate Tetap, Margin Laba Perbankan Akan Tertekan






Advertising
Advertising

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

9 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

22 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya