Koalisi Anti Utang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Kamis, (13/08). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah menghapus hutang luar negeri serta merubah kebijakan ekonomi. Foto: TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowaty mengatakan utang pemerintah mengalami perlambatan pada Desember tahun lalu ketimbang periode sebelumnya. "Cenderung melambat sebab lebih banyak melunasi ketimbang nambah utang," katanya di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2014. Pertumbuhannya mencapai 4,6 persen lebih kecil ketimbang 2012, yakni 12 persen. (Baca: Ekonomi Indonesia 2014 Masih Ditopang Jawa)
Hendy mengatakan utang luar negeri Indonesia jangka panjang US$ 217 miliar dan US$ 47 miliar utang jangka pendek. Utang jangka panjang tumbuh 4,1 persen dan jangka pendek 7,1 persen. Namun dibandingkan 2012, kedua utang ini melambat. "Total utang pemerintah dan swasta mencapai US$ 264,1 miliar (setara Rp 2.905 triliun)," katanya.
Pertumbuhan utang luar negeri lebih kencang dari pihak swasta. Pertumbuhan kelompok swasta 11,3 persen. Bandingkan dengan pertumbuhan utang pemerintah yang terkoreksi 2 persen. Besarnya pertumbuhan utang swasta menggambarkan peran swasta yang membesar dalam perekonomian.