TEMPO.CO , Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi, mengatakan sektor industri baja, susu, dan rokok mengalami kerugian setelah kegiatannya terganggu erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur. "Kerugian yang mereka derita mencapai puluhan miliar rupiah sehari," kata Sofjan kepada Tempo, 17 Februari 2014. (Baca juga : Kelud Reda, Pemerintah Kirim 100 Ton Pakan Ternak)
Sofjan memperkirakan kerugian sektor industri tidak lebih besar ketimbang pertanian, yang mengalami kerusakan total. Selain mengganggu operasi pabrik, tiga sektor industri itu merugi karena penjualannya menurun dan mengalami kenaikan biaya produksi. Menurut dia, erupsi Kelud menyebabkan biaya produksi naik 3 persen dan menurunkan penjualan hingga 10 persen. Beruntung, kata Sofjan, "Pabrik ini terletak agak jauh dari lokasi bencana, sehingga tidak perlu ditutup." (Lihat juga : DampakKelud, Petani Tebu Minta Bantuan Pemerintah)
Di Jawa Timur terdapat beberapa pabrik manufaktur besar. Untuk sektor rokok, terdapat pabrik besar milik PT Gudang Garam di Kediri dan Sampoerna di Surabaya. Pabrik susu yang berlokasi di Jawa Timur adalah milik PT Nestle dan PT Indolakto. Sedangkan pabrik baja yang cukup besar adalah milik PT Ispat Indo yang terletak di Gresik. Namun hingga saat ini belum diketahui nilai kerugian masing-masing perusahaan akibat erupsi Kelud. (Berita terkait : Gaikindo Yakin Penjualan Mobil Tak Terganggu Kelud)
Pada sektor pertanian, dampak paling berat dirasakan pebisnis cabai. Ketua Umum Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia, Sukoco, mengatakan erupsi Kelud merusak 400 hektare lahan cabai di Kediri dan 100 hektare di Malang dan Blitar. Akibatnya, pasokan cabai langka dan harga di tingkat petani melambung. Sukoco mencontohkan harga cabai merah besar yang naik dari Rp 19 ribu menjadi Rp 21 ribu per kilogram dan cabai rawit yang naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 31 ribu per kilogram. (Artikel lain : Inflasi Akibat Kelud hingga April)
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
9 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian
20 Februari 2024
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian
Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.