Pasar Asia Menguat, Tekanan Dolar Mengendur  

Selasa, 11 Februari 2014 12:39 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi beli investor terhadap aset berisiko di pasar berkembang menjadi katalis yang melemahkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar uang hingga pukul 11.30 WIB, rupiah ditransaksikan menguat pada kisaran 10.163 per dolar AS. Mengendurnya tekanan dolar terhadap sebagian besar mata uang Asia dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat.

Rebound
yang terjadi di bursa Asia setelah terkoreksi kemarin menjadi pendorong aksi beli investor asing. Di pasar saham domestik, nilai transaksi beli investor asing telah mencapai Rp 1 triliun sejak kemarin.

Kinerja positif dari laporan keuangan emiten perbankan mendorong aksi beli investor asing, terutama pada saham-saham Bank Mandiri dan BRI. "Kinerja beberapa bank besar pada laporan keuangan 2013 mencatatkan laba bersih di atas 14 persen, bahkan ada yang 25 persen, dibandingkan tahun 2012," kata Lana Soelistianingsih, ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen.

Di sisi lain, Lana mengatakan sentimen positif dari keputusan badan legislatif AS untuk menambah batas utang pemerintah menjadi US$ 12,7 triliun turut mendorong optimisme di pasar. "Pasar merespons positif keputusan tersebut," ujar Lana.

Meski demikian, pelemahan dolar diperkirakan masih akan tertahan menjelang pidato gubernur bank sentral AS (The Fed) yang baru, Janet Yellen, nanti malam waktu AS.

Mata uang Asia cenderung menguat hingga siang ini. Dolar Singapura menguat 0,17 persen, yen Jepang menguat 0,11 persen, rupee India menguat 0,02 persen, dan baht Thailand menguat 0,05 persen.

PDAT | M. AZHAR




Berita Terpopuler
Ahok Soal Busway: Enggak Kena Laut Kok Karatan?
Jokowi Diminta Audit Busway 'Baru tapi Bekas'
Busway Baru Rusak, Ahok Naik Pitam
Kantor Importir Bus Transjakarta tanpa Aktivitas

Berita terkait

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

2 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

3 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

3 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

3 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

10 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

11 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya