TEMPO.CO, Jakarta - Aparat Bea-Cukai menahan 800 ton beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurut Direktur Jenderal Bea-Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono, komoditas tersebut ditahan karena tidak sesuai dengan dokumen impornya. "Barang tersebut masuk dalam dua pekan terakhir," kata Agung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat, 7 Februari 2014.
Beras itu dikemas dalam kemasan karung 25 kilogram. Beras yang diangkut dalam 32 peti kemas tersebut didatangkan tiga perusahaan, yakni CV PS dengan 200 ton, CV KFI 400 ton, dan PT TML 200 ton.
Menurut Agung, dalam dokumen impor disebutkan ketiga perusahaan mendatangkan beras Thai Hom Mali dengan kode pos tarif 1006.30.40.00. Namun setelah diperiksa di jalur merah, diduga beras tersebut berjenis fragrant rice atau beras wangi. Hal ini diketahui dari karung kemasan bertuliskan Eagle Brand AAA dengan isi fragrant rice vietnam.
Untuk memastikan jenisnya, Bea-Cukai membawa sampel beras tersebut untuk diteliti di laboratorium Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Subang, Jawa Barat. Menurut Agung, dugaan pelanggaran dokumen akan terbukti jika hasil pemeriksaan menunjukkan beras tersebut bukan berjenis Thai Hom Mali. "Selanjutnya, penanganan kami serahkan kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian."
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan dugaan pelanggaran ini ditemukan setelah Bea-Cukai mengubah mekanisme pemeriksaan beras. Pada 29 Januari 2014, Bea-Cukai menetapkan beras sebagai komoditas high risk yang harus diperiksa di jalur merah. Sebelumnya, beras impor bisa melenggang di jalur hijau tanpa pemeriksaan karena masuk kriteria low risk.
Beras impor asal Vietnam menjadi perhatian setelah ada pengaduan dari pedagang Pasar Induk Cipinang. Pedagang menduga ada importir yang mencampur beras Vietnam dengan kemasan beras medium IR-64, yang seharusnya hanya didatangkan oleh Perum Bulog. Di pasaran dunia, beras Thai Hom Mali dijual US$ 1.120 per ton. Sedangkan beras wangi asal Vietnam dijual US$ 550 per ton.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler
Asmirandah dan Jonas Kebaktian di Manado
KPK Minta Pendaftar Haji Tak Perlu Setor Uang
Ahok: Saya Sudah Diwakafkan...
Menko Djoko: Singapura Harusnya Tak Intervensi
Berita terkait
Tiga Nama Digadang-gadang Calon Menteri Keuangan Kabinet Prabowo Nanti, Berikut Profilnya
52 hari lalu
Profil Kartika Wirjoatmodjo, Darmawan Junaidi, dan Chatib Basri disebut-sebut Menteri Keuangan di rezim Prabowo nanti. Siapa mereka?
Baca SelengkapnyaDitanya Kesiapannya Menggantikan Sri Mulyani, Ini Jawaban Chatib Basri
30 Januari 2024
Ekonom senior UI Chatib Basri hanya menjawab pendek ketika ditanya potensi dirinya kembali menjadi Menkeu dan menggantikan Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaUcapkan Belasungkawa, Chatib Basri Kenang Rizal Ramli Sebagai Sosok Ekonom Cemerlang dan Aktivis yang Gigih
2 Januari 2024
Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhamad Chatib Basri mengungkapkan belasungkawa atas wafatnya ekonom senior Rizal Ramli.
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres Kurang Sejam Lagi, Ini Pesan Sri Mulyani, OJK hingga BI
22 Desember 2023
Menjelang digelarnya debat calon wakil presiden (debat cawapres) pukul 19.00 WIB nanti malam, sejumlah pejabat menyampaikan sejumlah pesan khusus.
Baca SelengkapnyaSaran Chatib Basri untuk Anies, Prabowo, dan Ganjar Supaya Ekonomi Tumbuh di Atas 6 Persen
8 Desember 2023
Ekonom senior Chatib Basri memberi masukan pada para calon presiden - Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo - tentang pertumbuhan ekono
Baca SelengkapnyaChatib Basri Sebut Investor Wait and See di Tahun Politik, Respons Kadin?
7 Desember 2023
Pelaksana Tugas Harian Ketua Kadin menanggapi pernyataan mantan menteri keuangan Chatib Basri soal investor wait and see di tahun politik.
Baca SelengkapnyaChatib Basri: Perlu Respons Cepat Kenaikan Harga Beras
23 November 2023
Ekonom Chatib Basri menyatakan kenaikan harga beras berdampak lebih buruk dibandingkan dengan kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaChatib Basri Ramal Investor Masih Wait and See Usai Pemilu 2024, Sampai Kapan?
22 November 2023
Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri memprediksi investor masih akan wait and see meskipun Pemilu 2024 telah usai.
Baca SelengkapnyaChatib Basri Beberkan Alasan Orang RI Harus Kaya Sebelum Tua
22 November 2023
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri membeberkan sejumlah alasan pentingnya orang Indonesia bisa kaya sebelum tua.
Baca SelengkapnyaChatib Basri Sebut Perlu Investasi Asing Rp 1.800 Triliun untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
22 November 2023
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan Indonesia perlu investasi asing sekitar Rp 1.800 triliun untuk mencapai target pertumbuhan 6 persen.
Baca Selengkapnya