Balai Inseminasi Mulai Ekspor Semen Beku Sapi

Reporter

Editor

Eni Saeni

Kamis, 16 Januari 2014 18:15 WIB

Pusat pembibitan sapi di Comdev Center PT NNT Sumbawa Barat. TEMPO/Supriyantho Khafid

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung mulai mengekspor semen beku atau sperma sapi yang dibekukan, untuk inseminasi buatan pembibitan sapi ke Malaysia.

"Ekspor perdana pada akhir 2013 lalu ke Kinabalu, Malaysia. Kendati jumlahnya masih terhitung kecil, yang paling penting Malaysia sudah mengakui produk kita," kata Oloan Parlindungan, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian di kantornya di Lembang, Kamis, 16 Januari 2014.

Menurut dia, ekspor perdana itu masing-masing seribu dosis untuk semen beku jenis sexing dan unsexing sapi perah dengan nilai ekspor setara Rp 190 juta. Semen beku sapi perah itu lebih diminati negara jiran yang sebelumnya menggunakan semen beku yang diimpor dari Kanada dan Selandia Baru.

Malaysia tertarik menggunakan semen beku sapi perah Indonesia karena iklim negara itu yang hampir sama dengan Indonesia. "Pasar kita sebenarnya bisa untuk daerah Asia, " kata dia.

Oloan mengatakan, permintaan dalam negeri sendiri sejak 2011 lalu cenderung turun akibat bisnis peternak lokal terpukul oleh kebijakan impor sapi. Puncak permintaan semen beku sapi perah lembaganya sempat menembus 1,89 juta dosis pada 2010, dan terus anjlok sejak 2011 hingga puncaknya pada 2012 lalu. Pada 2011 permintaan turun jadi 1,6 juta dosis, lalu pada 2012 turun lagi menjadi 1,54 juta dosis.

Pada 2013 permintaan semen beku dalam negeri mulai menunjukkan tren naik. Kendati realisasi permintaan hanya 1,457 juta dosis, tapi itu terjadi akibat moratorium penggunaan semen beku menunggu proses terbitnya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 72/2013. Akibat menunggu terbitnya Peraturan Menteri itu, permintaan pengadaan 22 mitra kerja Balai, yang bisa lolos hanya separuhnya, 11 mitra kerja. "Sisanya ditangguhkan," ujar Oloan.

Dia optimis permintaan semen beku sapi pada 2014 ini mulai pulih mengingat harga daging sapi yang tinggi menarik peternak lokal mulai berproduksi. Selain itu, Permentan No. 72/2013 dinilai mempermudah proses pengadaan semen beku di daerah untuk mendongkrak populasi sapi.

Oloan memprediksi permintaan semen beku sapi perah pada 2014 imencapai 1,5 juta dosis. Proses persetujuan kementerian untuk pengadaan Kerjasama Optimalisasi distribusi semen beku itu baru diproses sekitara Maret nanti, menunggu kontrak berjalan berakhir.

Saat ini permintaan pengadaan sudah datang dari Jawa Timru dan Jogjakarta sebanyak 700 ribu dosis. Jawa Timur menaikkan jumlah pesanan yang biasanya 200 ribu dosis menjadi 557 ribu dosis.

Direktur Pembibitan, Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Abu Bakar mengatakan, cadangan nasional untuk stok semen beku sapi menembus 6 juta dosis. "Kita bahkan ekspor tahun kemarin ke Malaysia, Karzakstan, dan Timor Leste," kata dia.

Menurut Abu, Kementerian Pertanian memproyeksikan penggunaan inseminasi buatan mulai tahun ini untuk mendongkrak produksi sapi lokal. "Produksi semen beku kita arahkan ke lokal, yakni untuk sapi Bali, sapi PO, dan sapi Madura," kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia, BMKG Peringatkan Nelayan dan Pemilik Tongkang

3 menit lalu

Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia, BMKG Peringatkan Nelayan dan Pemilik Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Nasdem dan Gerindra Berkoalisi Usung Petahana Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang

7 menit lalu

Nasdem dan Gerindra Berkoalisi Usung Petahana Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang

Bakal calon bupati pendamping Aep Syaepuloh di Pilkada Karawang akan ditentukan oleh Gerindra.

Baca Selengkapnya

Apple Disebut Tengah Garap Model iPhone dengan Bodi yang Lebih Tipis, Ini Detailnya

12 menit lalu

Apple Disebut Tengah Garap Model iPhone dengan Bodi yang Lebih Tipis, Ini Detailnya

Apple tengah menguji desain berbeda untuk perangkat iPhone yang memiliki nama kode D23.

Baca Selengkapnya

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

20 menit lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

22 menit lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Mikel Arteta Belum Putus Harapan Soal Peluang Arsenal Menjuarai Liga Inggris, Yakin West Han Bisa Kalahkan Manchester City

22 menit lalu

Mikel Arteta Belum Putus Harapan Soal Peluang Arsenal Menjuarai Liga Inggris, Yakin West Han Bisa Kalahkan Manchester City

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, belum putus harapan soal peluang timnya menjuarai Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

25 menit lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

31 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

37 menit lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

42 menit lalu

Kemenkes Ungkap Perilaku Masyarakat Tingkatkan Risiko Hipertensi

Kemenkes menyebut tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan 90-95 persen kasus didominasi hipertensi esensial.

Baca Selengkapnya