TEMPO Interaktif, Jakarta:Kenaikan rating utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat utang internasional Standard and Poor's akan memacu pergerakan indeks hari ini, Kamis (23/12). Kenaikan rating utang menandakan kepercayaan terhadap kondisi makro ekonomi. "Dampak kenaikan rating utang ini sangat berpengaruh terhadap kepercayaan investor sehingga lebih memacu kenaikan indeks," kata analis Mega Akses Sekuritas, Hendra Bujang . Kemarin, S&P telah menaikkan peringkat utang Indonesia. Untuk peringkat utang jangka panjang dalam valas rating naik dari B menjadi B+. Sementara itu, untuk utang dalam bentuk uang lokal, naik dari B+ menjadi BB.Di samping pengaruh kenaikan rating utang, aksi window dressing di akhir tahun memberikan sumbangan terhadap kenaikan indeks. Menurut Hendra, menjelang akhir tahun, banyak pengelola dana (fund manager) dan emiten di bursa melakukan aksi window dressing, yakni aksi perbaikan harga saham oleh pelaku pasar untuk memperbaiki performa harga saham dalam portofolionya.Pada perdagangan hari ini, Hendra memperkirakan indeks bergerak di kisaran 980-1.000. Kemungkinan indeks bergerak terus naik akan sampai pekan depan. Sementara itu, pergerakan indeks terbuka peluang terjadinya aksi ambil untung. "Investor akan melakukan aksi ambil untung saat indeks mendekati 1.000, atau di kisaran 990 keatas. Sehingga probabilita indeks mencapai 1.000 akhir tahun ini sulit teralisir," kata Hendra.Untuk perdagangan hari ini, dia merekomendasikan aksi beli terhadap saham-saham unggulan seperti TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk), BBCA (Bank Central Asia Tbk), BMRI (Bank Mandiri Tbk), BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk) dan PGAS (Perusahaan gas Negara Tbk).Sementara itu, seiring dengan pelemahan rupiah dan pemberlakuan kenaikan harga BBM, Hendra menyarankan agar investor melepas saham-saham farmasi dan saham-saham barang dan jasa konsumer. Yuliawati-Tempo