Pekerja membuat adonan pasta kedelai di sentra tahu Cibuntu, Bandung, Jawa Barat (12/9). Harga kedelai yang masih tinggi membuat sebagian pengusaha terpaksa menurunkan produksi sampai 50 persen. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Semarang - Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata belum berpengaruh terhadap harga kedelai di Kota Semarang. Para perajin tempe mengaku saat ini harga kedelai masih di angka Rp 8.250 per kilogram.
Harga itu dinilai masih stabil dan belum menggoyahkan mereka dalam memproduksi tempe. "Harga itu masih aman dari ancaman kerugian," kata Laili, 38 tahun, perajin tempe di Kampung Krobokan, Kota Semarang, Selasa, 2 Desember 2013.
Laili yang setiap hari mengolah 90 kilogram kedelai untuk memproduksi tempe itu mengaku tak keberatan dengan harga saat ini. Harga itu dinilai masih bisa untuk memutar usaha dan menghasilkan laba dan mampu menghasilkan tempe beragam ukuran dengan harga mulai Rp 2-5 ribu.
Menurut Laili, perajin tempe baru berhenti berproduksi bila harga menembus angka Rp 10 ribu per kilogram. Hal ini pernah terjadi beberapa waktu lalu, ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar terpuruk. "Saat itu saya nyaris tak beroperasi. Kalau tetap bertahan hanya untuk numpang makan karena tak ada laba yang dihasilkan," katanya.
Harga kedelai yang masih stabil itu diakui oleh Wakil Ketua Primer Koperasi Perajin Tahu Tempe Semarang Barat, Mugianto. Perajin tempe yang setiap hari mengolah 4 kuintal kedelai itu justru menilai harganya turun. "Saya membeli kedelai seharga Rp 8.200, malah turun dari harga sebelumnya Rp 9.500," kata dia.
Meski tak tahu alasan harga masih stabil, Mugianto menyatakan harga beli kedelai itu masih wajar dan mampu memutarkan usaha yang ia kelola dengan empat pekerjanya. Menurut dia, selain harga yang cenderung stabil, suplai yang ia dapat pun cenderung lancar dan belum mengalami kelangkaan.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
14 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.