TEMPO.CO, Jakarta - Sikap pelaku pasar yang masih wait and see menunggu perkembangan ekonomi global membuat nilai tukar rupiah masih mengalami depresiasi. Pada transaksi pasar uang hingga pukul 10.40 WIB, rupiah melemah ke kisaran 11.783 pada kurs Bloomberg.
Adapun kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini berada pada level 11.765 per dolar Amerika. Rangga Cipta, ekonom di PT Samuel Sekuritas, mengatakan pelemahan indeks saham dan mata uang Asia terhadap dolar sepertinya akan mewarnai perdagangan hari ini.
"Aksi beli pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko di pasar global tidak bertahan lama setelah indeks Standard & Poor terpangkas bersamaan dengan pelemahan mata uang euro terhadap dolar," kata Rangga dalam riset hariannya, Selasa, 26 November 2013.
Mata uang utama lainnya juga melemah terhadap dolar Amerika seiring dengan kembalinya tren penguatan indeks dolar. Adapun data pertumbuhan penjualan rumah Amerika diumumkan lebih buruk dari harapan pasar. Harga minyak terus turun setelah negosiasi nuklir Iran berakhir dengan kesepakatan.
Akan tetapi, jika dilihat dari usaha Bank Indonesia untuk memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan, perlambatan pertumbuhan kredit akan membantu impor turun lebih cepat. "Tekanan permintaan dolar bisa sedikit berkurang di tengah minimnya likuiditas," Rangga melanjutkan.
Meski demikian, masih adanya ketidakpastian jadwal dan besaran pengurangan stimulus bank sentral Amerika (The Fed) serta masih belum membaiknya pendapatan ekspor memungkinkan BI untuk memikirkan ulang strategi membiarkan rupiah tetap melemah.
Lelang perdana obligasi pemerintah dalam bentuk dolar Amerika kemarin, dengan nama USDFR0001, berjalan biasa saja sejak pembukaan hingga penutupan sesi. Dana yang diserap mencapai US$ 19 juta dari total tawaran yang masuk sebesar US$ 293,5 juta dan yield tertinggi yang dimenangi mencapai 3,8 persen.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen