Produksi Kedelai-Jagung Turun, Pemerintah Genjot Impor

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 1 November 2013 16:27 WIB

Jagung. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan Indonesia akan banyak mengimpor jagung, kedelai, dan gandum yang memang tidak diproduksi di Indonesia. Terlebih, terdapat indikasi produksi jagung dan kedelai yang menurun pada akhir 2013.

“Alasan impor adalah kebutuhan pangan yang luar biasa tinggi, sementara produksi dalam negeri kurang” ujar Sasmito dalam jumpa pers Inflasi Oktober 2013 dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2013” BPS di Jakarta, Jumat 1 November 2013.

Hal tersebut selaras dengan pemaparan Ketua BPS Suryamin. Untuk kedelai, produksi dalam negeri semakin turun. Sementara kebutuhan masyarakat akan kedelai terus meningkat. Suryamin menyitir bahwa pemerintah sedang melakukan program peningkatan produksi lima komoditas (beras, jagung, kedelai, gula, daging) pangan supaya dapat mengejar swasembada pangan. “Kemrin sempat dibahas di Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXIII di Bukittinggi."

Dalam pemaparan Berita Resmi Statistik Triwulan III, produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan menurun sebanyak 35,38 ribu ton (4,22%) atau diperkirakan sebesar 807,57 ribu ton biji kering. Penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panen seluas 13,49 ribu hektar (2,38%) dan produktivitas sebesar 0,28 kuintal/hektar (1,89%). Penurunan produksi kedelai tahun 2013 diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 61,71 ribu ton, meskipun di luar Jawa mengalami peningkatan sebesar 26,12 ribu ton.

Menurut Suryamin, perbedaan produksi di daerah Jawa dan luar Jawa disebabkan karena terdapat beberapa daerah yang tidak cocok dengan kedelai. “Salah satu peningkatan produksi kedelai di provinsi tertentu karena adanya peralihan komoditas yang ditanam," jelas Suryamin.

Produksi jagung juga diperkirakan menurun sebanyak 0,88 juta ton (4,52%). Penurunan produksi jagung tahun 2013 diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 0,53 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,35 juta ton. Selain karena cuaca, penurunan produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 100,24 ribu hektar (2,53%) dan turunnya produktivitas sebesar 1 kuintal/hektar (2,04%).

Sedangkan produksi padi pada tahun 2013 menurut angka ramalan II diperkirakan sebesar 70,87 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami peningkatan sebanyak 1,81 juta ton (2,62%) dibandingkan 2012. Namun, untuk produksi jagung diperkirakan menurun sebanyak 0,88 juta ton (4,52%). Ketua BPS Suryamin memaparkan cuaca memengaruhi produksi di antara dua komoditas (padi dan jagung) tersebut.

“Pada triwulan II akhir tahun, musim kemarau basah memang bagus untuk menanam padi. Kemarau basah ini kadang-kadang turun hujan. Untuk padi bagus, sedangkan untuk jagung tidak begitu bagus,” papar Suryamin.

TRISTIA RISKAWATI

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

13 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

17 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

20 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

24 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

28 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

30 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

36 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

37 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya