Peningkatan Tren Impor Pangan Mengkhawatirkan

Rabu, 30 Oktober 2013 18:29 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice, M.Riza Damanik, menyebut Indonesia sebagai negara berkembang dengan ketergantungan impor yang cukup tinggi. Data impor pangan tahun 2012 memperlihatkan impor menembus angka US$ 12,05 miliar.

"Tren-nya terus meningkat dalam empat tahun belakangan," kata Riza saat ditemui di kantornya, Rabu, 30 Oktober 2013. Apalagi, kata dia, belakangan ada pembebasan dalam kuota impor sapi bakalan. Hal ini makin diperparah dengan angka ekspor yang terus menunjukkan penurunan. Per Agustus 2013, angka ekspor turun sebesar 12,77 persen dibandingkan dengan Juli 2013.

Oleh karena itu, menurut Riza, perlu diambil sejumlah langkah oleh pemerintah untuk mengurangi hal tersebut. "Kita membutuhkan pemerintah yang berani," kata dia.

Langkah pertama, Indonesia perlu melakukan revisi terhadap regulasi ekspor dan impor. "Harus ada pengetatan bertahap," kata Riza. Hal ini bertujuan agar produk asing yang masuk tidak mengganggu kinerja produk lokal. Kedua, menurut Riza, adalah memberikan kemudahan akses permodalan bagi sektor-sektor strategis nasional. "Seperti UMKM, pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan," kata dia. Menurut dia, pemberian insentif pajak saja tak cukup untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor tersebut. Termasuk di dalamnya mengenai regulasi dalam kepastian ruang-ruang usaha. "Lahan pertanian jangan dijual untuk dibuat perumahan," kata dia. Seperti yang sudah diterapkan di Eropa.

Langkah ketiga, kata Riza, akses terhadap pasar yang lebih mudah. Dalam hal ini, perlu perbaikan pada sistem perdagangan Indonesia. "Transportasi antarpulau harus dibenahi," kata dia. Kenyataannya, sekarang ini produsen dalam negeri, contohnya di Batam, lebih mudah mengirim barang ke Singapura dibandingkan ke Riau. "Masalahnya di sistem logistik dan transportasi," kata dia.

Selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah edukasi terhadap masyarakat. Menurut Riza, perlu dilakukan kampanye yang intensif kepada masyarakat agar lebih menggunakan produk lokal dibandingkan produk asing. "Ini perlu dimulai dari pemerintah," kata dia. Misalnya, pemerintah menggunakan produk lokal dalam setiap kegiatan kenegaraan, mulai dari tingkatan desa sampai negara.

NINIS CHAIRUNNISA

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

21 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

2 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

2 hari lalu

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

3 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

15 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

16 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

21 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya