Padatnya trip penyeberangan di perairan Selat Sunda tidak didukung oleh jumlah dermaga di Pelabuhan Merak maupun Bakauheni, sehingga kapal feri kerap parkir di perairan menunggu waktu bersandar. DOK/TEMPO/ Dimas Aryo
TEMPO.CO, Merak - PT Dharma Lautan Utama menyatakan kapal-kapal feri di Indonesia berusia relatif lebih muda dibanding kapal dengan jenis sama di luar negeri. "Di Pelabuhan Merak, bisa dikatakan kapal-kapalnya masih berusia remaja," kata Direktur Utama Dharma Lautan Utama, Bambang Harjo, di pelabuhan milik PT Indah Kiat Pulp and Paper, Jumat, 18 Oktober 2013.
Dia menyebutkan kapal memang tidak akan pernah tua karena ada maintenance secara berkala, termasuk penggantian suku cadang. Bambang menuturkan, dalam perawatan maupun perbaikan berkala, dilaksanakan standardisasi kelas setiap tahun.
Bambang mengungkapkan, Dharma Lautan Utama mempunyai maintenance facility di Bangkalan, Jawa Timur. Di sana, perusahaan tidak hanya melakukan perawatan, namun juga membangun kapal. Ia menyebutkan Kementerian Perhubungan, TNI, serta swasta sebagai pihak pemesan kapal. Namun ia mengatakan maintenance facility itu tetap difokuskan untuk merawat kapal. "Jika keausan mencapai 17 persen, material diganti baru," ucapnya.
Sebagai contoh, kata dia, kapal-kapal perang buatan 1900-1901 masih dioperasikan sampai sekarang. Selain itu, kapal-kapal termuda di Hong Kong diproduksi tahun 1953-1961, dan masih beroperasi. "Tua-tua tapi kondisinya jos semua."
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.