Industri Lepas Pantai Tumbuh Lambat
Kamis, 10 Oktober 2013 13:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur HR and Purchasing PT Logindo Samudramakmur, Rudy Kusworo, menilai industri offshore Indonesia tumbuh dengan lambat. "Industri ini kurang dukungan. Padahal, industri ini potensial di Indonesia," kata Rudy saat ditemui di Grand Hyatt Hotel, Kamis, 10 Oktober 2013.
Rudy menyebutkan, masih banyak potensi minyak dan gas di Indonesia yang belum tergali, tapi tak didukung dengan baik oleh industri lepas pantai.
Menurut Rudy, lambatnya pertumbuhan sektor ini karena perusahaan-perusahaan yang terjun di industri ini menghidupi dirinya secara organik. "Tak ada bantuan insentif," kata dia. Akibatnya, perusahaan hidup hanya melalui profit yang diperoleh. Padahal, industri ini butuh pendanaan yang sangat besar. "Modal US$ 100 juta bisa tidak cukup," kata dia.
Selain itu, kata Rudy, perbankan di Indonesia masih banyak yang belum tertarik. "Mereka belum terlalu paham," kata dia. Perbankan menilai industri offshore sebagai industri yang high risk sehingga Logindo pun memperoleh pendanaan bank dari luar.
Ke depan, pengusaha berharap pemerintah dapat mengintervensi industri ini agar dapat berkembang baik. Rudy mencontohkan, pemerintah bisa mengarahkan industri pelat merah untuk masuk ke industri ini. Atau paling tidak, pemerintah bisa memberi kemudahan dalam regulasi dan akses pendanaan.
Sebagai gambaran, dalam industri offshore hanya ada dua pemain besar, yaitu Logindo dan PT Wintermar Offshore Marine. Hal ini, kata dia, karena industri ini membutuhkan modal yang sangat besar dan keinginan yang kuat. "Persoalannya mengelola kapal itu sulit," kata dia.
Rudy mengungkapkan, sebuah kapal bisa berharga sekitar US$ 30 juta, ditambah dengan biaya perawatan, perbaikan, dan komponen yang mayoritas masih impor. "Sulit sekali, dengan kondisi sekarang," kata dia. Akan tetapi, karena berkaitan dengan minyak dan gas, Rudy meyakini industri ini akan terus berkembang seiring dengan perkembangan industri minyak dan gas.
NINIS CHAIRUNNISA
Inilah Sebagian Gurita Bisnis Adik Ratu Atut
Kecurangan Akil Mochtar di Pilkada Mulai Diungkap
Jawara, Ulama, dan Golkar dalam Dinasti Ratu Atut
Adik Prabowo Tolak Rp 500 Miliar dari Jokowi