Kemenangan Farallon Akibat Tekanan IMF

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juli 2003 08:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kemenangan Farallon dalam proses divestasi BCA (Bank Central Asia) merupakan pengaruh dari tekanan IMF International Monetery Fund). Demikian menurut pengamat ekonomi Indef, Dradjat H. Wibowo kepada Tempo News Room di Gedung BI, Kamis (14/3), sebelum Farallon dipastikan keluar sebagai pemenang. "Ada dua hal, yaitu IMF secara politis tampaknya mendukung Farallon dan memang Farallon nilainya lebih tinggi. Sehingga kalau Stanchart benar yang menang, maka proses divestasi dianggap tidak transparan," tuturnya. Adanya faktor IMF di belakang Farallon, menurut Dradjat, karena sejak awal proses divestasi pihak Stanchart akan keluar sebagai pemenang. Setelah proses penawaran yang berjalan normal, ternyata Farallon bernilai lebih tinggi dari tiga konsorsium lainnya. Yaitu konsorsium Bank Mega, Stanchart dan GKBI. "Tampaknya itu pula yang dibawa Farallon kepada IMF dan mengajukan argumen bahwa proses penawaran tidak transparan jika sampai Stanchart yang menang," katanya. Hal itu pula yang agaknya dipersoalkan dalam Paris Club III. Dradjat menilai kelihatannya pemerintah tidak siap dengan risiko kegagalan Paris Club III, sehingga hal ini mendasari pula kemenangan Farallon. Dradjat yang secara pribadi bukan termasuk orang yang menyetujui divestasi dilakukan saat ini menilai Farallon lebih bisa diterima pasar daripada Stanchart, karena proses tendernya lebih transparan. Namun keputusan apapun akan menimbulkan gejolak. Dan gejolak yang terjadi bukan disebabkan Farallon atau Stanchart, karena sebagian pihak masih menganggap transaksi penjualan belum saatnya dilakukan. Apalagi tidak ada jaminan bagi karyawan bahwa mereka tidak akan dirasionalisasi. Dia juga menyatakan, menurut pengetahuannyaa, tidak ada jaminan pemenangan tender BCA itu tidak akan mem-PHK karyawan BCA. "Setahu saya ada klausul yang memungkinkan bagi mereka, baik Farallon maupun Stanchart untuk merasionalisasi karyawan sesuai peraturan. Masalahnya, kalimat-kalimat ini bisa dipelintir. Yang jelas tidak ada jaminan eksplisit yang tertulis bahwa tidak akan lay off sama sekali," katanya. Hal yang perlu dilakukan Farallon, kata Dradjat, adalah menutup obligasi rekap pemerintah yang masih ada di BCA sebesar Rp 58,2 triliun. "Alternatifnya, Farallon bisa melakukan debt to bondswap," katanya. (Istiqomatul)

Berita terkait

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

3 menit lalu

Sule: Mahalini akan Pindah Agama dan Menikah dengan Rizky Febian secara Islam

Sule menjelaskan bahwa Mahalini akan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian secara Islam di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

4 menit lalu

Hasil Liga Inggris: Chelsea Kalahkan West Ham United 5-0, Nicolas Jackson Bikin Brace

Chelsea berpesta gol di gawang West Ham United dan mengalahkan lawannya itu dengan skor 5-0 dalam pertandingan Liga Inggris.

Baca Selengkapnya

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

12 menit lalu

Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

13 menit lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

20 menit lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

32 menit lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

33 menit lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Menpora Dito Ariotedjo Ingin Beri Bonus Tim Bulu Tangkis Indonesia yang Lolos ke Final Piala Thomas dan Piala Uber 2024

33 menit lalu

Menpora Dito Ariotedjo Ingin Beri Bonus Tim Bulu Tangkis Indonesia yang Lolos ke Final Piala Thomas dan Piala Uber 2024

Menpora Dito Ariotedjo menilai perjuangan wakil Indonesia di Piala Thomas dan Piala Uber 2024 patut diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

36 menit lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

38 menit lalu

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

Proyek peningkatan dan pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya