Jaga Arus Kas, Adaro Turunkan Belanja Modal 2013  

Reporter

Selasa, 3 September 2013 13:54 WIB

Presiden Komisaris PT Adaro Energy Tbk, Edwin Soeryadjaya (kanan), menyerahkan plakat kepada Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir (kiri) saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (27/4). ANTARA/Ujang Zaelani

TEMPO.CO, Jakarta--- Perusahaan batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat penurunan arus kas yang dipakai untuk investasi selama semester pertama 2013. Untuk menjaga penurunan arus kas, perseroan menurunkan belanja modal (capital expenditure – capex). "Penggunaan arus kas menurun 64 persen dari US$ 294 juta menjadi US$ 106,8," kata Corporate Secretary Adaro, Devindra Ratzarwin, melalui pernyataan tertulis pada Senin, 2 September 2013.

Untuk arus kas operasional, Adaro mencatat peningkatan sebesar 96 persen year-on-year. "Pada semester pertama 2013 ini, arus kas tercatat sebesar US$ 360,9 juta dari besaran US$ 184 juta untuk periode yang sama pada tahun lalu," kata Devindra.

Peningkatan tersebut, terjadi karena menurunnya beban pembayaran kepada pemasok, royalti, dan pajak penghasilan. "Pembayaran kepada pemasok turun 24 persen, beban royalti turun 24 persen, dan beban pajak penghasilan menurun 41 persen."

Penurunan arus kas, menurut Devindra, terjadi karena penurunan pembelian aset tetap dan properti penambangan. "Pada semester pertama 2012, pembelian aset tetap dan properti penambangan menghabiskan dana sebesar US$ 276 juta, untuk periode yang sama ditahun ini, menjadi hanya US$ 105,2," kata Devindra.

Untuk menjaga arus kas, Devindra menyatakan, Adaro menurunkan panduan belanja modal (capital expenditure – capex) tahun 2013 menjadi US$ 200 juta dari US$ 490 yang dihabiskan sepanjang tahun 2012. "Belanja modal sebagian besar akan digunakan untuk biaya pemeliharaan dan akuisisi lahan," kata Devindra. Belanja modal tersebut, menurut Devindra, dilakukan karena proyek infrastruktur Adaro berada di tahap akhir dan armada alat berat yang ada masih memadai untuk target produksi 2013.

Untuk kinerja keuangan, Adaro mencatat penurunan laba bersih sebesar 55,4 persen. Pada semester pertma 2013, Adaro mencatat perolehan laba bersih sebesar US$ 116 juta dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 260. "Penurunan laba bersih dipicu oleh penurunan pendapatan usaha akibat penurunan harga jual rata-rata," kata Devindra.



ISMI DAMAYANTI


Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

45 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Adaro Energy Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana dan Magister, Simak Persyaratannya

14 Oktober 2023

Adaro Energy Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana dan Magister, Simak Persyaratannya

PT Adaro Energy Indonesia Tbk membuka lowongan kerja pada program Adaro Power Professional Program 2024. Pendaftar lulusan sarjana (S1) atau magister (S2) dapat mendaftar pada program ini. Program ini dibuka hingga 27 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya