DPR Terima Pertanggungjawaban APBN 2012  

Selasa, 3 September 2013 13:32 WIB

Menkeu Chatib Basri. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan menerima Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun anggaran 2012 menjadi undang-undang. Keputusan diambil dalam sidang paripurna yang digelar hari ini.

"Dengan demikian, seluruh fraksi menyatakan persetujuannya terhadap pelaksanaan APBN 2012 dan disahkan menjadi undang-undang," kata Wakil Ketua DPR, Mohamad Sohibul Iman, saat mempimpin sidang paripurna di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 3 September 2013.


Dalam pemaparan hasil pembahasan tingkat I RUU Pertanggungjawaban APBN 2012, Dewan menyoroti beberapa hal, di antaranya terkait dengan pendapatan negara. Fraksi Demokrat meminta agar pemerintah melanjutkan program reformasi di bidang perpajakan yang mencakup reformasi administasi, perundang-undangan, pengawasan, dan penggalian potensi.

Sementara dari Fraksi PKB meminta agar pemerintah terus melakukan monitoring penyerapan anggaran secara maksimal dengan tetap berpedoman pada prinsip efisien, ekonomis, dan efektif dalam pencapaian kinerja dan pelayanan pada masyarakat.


Dewan juga menyoroti temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan terkait masih adanya kelemahan sistem pengendalian internal dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Beberapa temuan yang menjadi sorotan diantaranya adalah masalah penganggaran dan penggunaan belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial.

Selain itu, masalah penelusuran keberadaan aset eks BPPN dan belum selesainya penilaian aset atas eks kelolaan PT PPA juga menjadi perhatian Parlemen. "Catatan fisik SAL masih berbeda, penambahan fisik dan koreksi pencatatan SILPA juga belum dapat diyakini kewajarannya," kata Wakil Ketua Badan Anggaran, Yasonna H. Laoly, dalam penyampaian hasil pembahasan RUU Pertanggungjawaban APBN 2012.


Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan pemerintah akan menindaklanjuti hasil temuan dari BPK dan akan memperbaiki pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel. "Akan dilakukan peningkatan kualitas laporan keuangan dengan melakukan pembinaan secara intensif pada kementerian/lembaga," katanya.

Dia juga memastikan penyerapan anggaran dapat terealisasi dengan maksimal di seluruh kementerian/lembaga dengan menerapkan reward and punishment. "Bagi kementerian/lembaga yang tidak maksimal melakukan penyerapan anggaran akan diberikan punishment dengan memotong anggaran belanjanya," kata Chatib.


ANGGA SUKMA WIJAYA



Berita terkait

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

6 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

22 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

23 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

23 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

1 hari lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

1 hari lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

2 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya