Wawancara Bos Starbucks Indonesia:Tak Cukup di Mal

Minggu, 11 Agustus 2013 09:51 WIB

Direktur Starbucks, Anthony Cottan. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar nama Starbucks, orang pasti teringat akan secangkir kopi. Sebagian lainnya mungkin membayangkan sebuah gerai kecil yang hangat, dengan cahaya temaram dan penuh aroma kopi.

Citra itu berhasil ditanamkan PT Sari Coffee Indonesia. Sejak 2002, pemilik waralaba Starbucks ini sukses mengembangkan sayap di 10 kota besar di Indonesia dan membangun 152 gerai.

Adalah Anthony Cottan, nakhoda di balik kiprah Sari Coffee. Pria 49 tahun ini terus melebarkan sayap Starbucks ke seluruh Indonesia. Strateginya yang patut dipuji adalah membangun gerai di tempat-tempat yang tak biasa. Starbucks pun tak cuma bisa ditemui di mal.

Kepada Bernadette Christina dari Tempo, Cottan memaparkan kiprah dan strategi Starbucks di Indonesia. Berikut ini petikan wawancaranya.

Bagaimana awal Starbucks masuk ke Indonesia?

Sebetulnya, Starbucks berhubungan dengan Indonesia sejak 1970-an. Kantor pusat Starbucks di Seattle, Amerika Serikat, sering memesan kopi dari Sumatera dan Jawa. Meski hubungannya sudah cukup lama, ada banyak pertimbangan untuk membuka gerai di Indonesia. Baru setelah evaluasi di akhir 1999, Starbucks menyeleksi 200 perusahaan calon mitra di Indonesia. Setelah due dilligence 2-3 tahun, akhirnya Mitra Adi Perkasa terpilih pada 2001.

Bagaimana pasar Starbucks di Indonesia dalam satu dekade terakhir?

Berubah. Kini, konsumen kami berada di rentang umur 18-35 tahun. Sebelumnya, didominasi pebisnis atau kalangan yang lebih mapan. Sebaliknya, dulu ada juga konsumen muda namun sekarang sudah tumbuh menjadi masyarakat kelas menengah. Mereka tumbuh bersama Starbucks dalam 10 tahun terakhir. Saya cukup puas dengan pertumbuhan tersebut.

Seberapa cepat pertumbuhan pasar di Indonesia dibandingkan dengan di negara lain?

Pasar kami di Indonesia tumbuh dua digit, berkisar 10-20 persen dalam 3 tahun. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia di mana pertumbuhan pasar kami dua digit secara konsisten. Jika dilihat secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan mencapai lebih dari 30 persen karena ada toko-toko baru. Dalam setahun, kami menargetkan untuk menambah 25-30 gerai.

Apa kekurangan pasar di Indonesia?

Pertumbuhan pasar Indonesia cukup besar. Namun volume transaksi hariannya belum terlalu besar, mungkin 30 persen lebih rendah daripada di Singapura yang memiliki pendapatan per kapita lebih besar. Tetapi peluang untuk meningkatkannya masih besar, tergantung cara menarik lebih banyak konsumen.

Apa strategi khusus Starbucks di Indonesia?

Untuk menjaga loyalitas pelanggan, ada dua hal yang dilakukan, yakni meluncurkan Starbucks Card, sebagai insentif kepada pelanggan loyal sekaligus menarik pelanggan baru, serta berusaha kreatif dalam membuka lokasi baru. Misalnya di rumah sakit, universitas atau layanan drive thru di jalan tol. Jika hanya di pusat perbelanjaan atau mal, tentu tidak akan cukup.

Contoh yang menarik adalah universitas. Mengapa lokasi ini yang dibidik?

Kami sudah membuka dua gerai, yakni di Universitas Petra, Surabaya, dan Uni­ver­sitas Indonesia, Depok. Kampus menjadi pilihan karena menjadi tempat berkumpulnya para penentu masa depan, mahasiswa yang akan menggerakkan Indonesia. Meski tidak menghasilkan banyak uang, gerai di universitas menghu­bungkan kami dengan orang-orang potensial itu sejak mereka muda. Rumah sakit pun bukan segmen paling ramai. Tetapi kami memandang enam gerai yang ada sebagai media un­tuk mendekati pelanggan. Kami hanya mencoba berada di tempat-tempat yang berbeda.

Bagaimana dengan rencana penambahan outlet di masa mendatang?

Kami ingin menambah 100 toko dalam 3 tahun, sehingga dalam 3 tahun mendatang kami akan punya 250 toko. Targetnya tidak terlalu tinggi, karena kami berusaha menyeimbangkan diri dengan pertumbuhan kelas menengah dan volume transaksi yang tidak terlalu besar. Jika membuka terlalu banyak gerai di tempat yang belum siap, kami bisa kehilangan uang.

Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar, seberapa banyak kopi Indonesia yang dijual Starbucks secara global?

Best seller di gerai Starbucks Indonesia adalah biji kopi Sumatera. Dan tren ini juga terjadi di seluruh dunia. Saya tegaskan, kopi Sumatera paling disukai oleh konsumen Starbucks di seluruh dunia. Lebih disukai daripada kopi Brasil, Kolombia, atau Etiopia. Kopi Sumatera juga difavoritkan Howard Schultz, pendiri Starbucks. Untuk volume, sulit untuk menghitungnya, karena kami menggunakan campuran kopi dari berbagai negara. Tapi bisa dipasti­kan, volumenya sangat besar.

Biodata

Nama: Anthony Cottan
Usia: 49 tahun
Jabatan: Direktur PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia) | Director Food and Beverage Concepts PT Mitra Adiperkasa Tbk
Riwayat Pendidikan: Master Business Administration (MBA) Oxford Brookes Univer­sity (2010-2012) | Culinary Arts/Chef Training, South Downs Hampshire Hotel Management (1981-1984)

Riwayat Pekerjaan Direktur
PT Mitra Adi Perkasa (2001-sekarang)
General Manager Rockwell Centre Manila (2000-2001)
General Manager ClubCorp (1995-2000)

Berita terkait

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

27 hari lalu

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.

Baca Selengkapnya

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

10 Mei 2022

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

Terdapat beberapa poin penting dalam aturan terbaru mengenai perpanjangan PPKM se-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

27 Agustus 2020

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta' Gumilar Ekalaya menjelaskan larangan mendatangkan artis top ke restoran & kafe.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

30 Mei 2020

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

Pedoman baru operasional restoran selama wabah corona ini berlaku untuk pemilik, pegawai, dan pengunjung.

Baca Selengkapnya

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

18 Mei 2020

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

Pengelola restoran berkreasi dengan tetap menerapkan physical distancing atau jarak antar-individu.

Baca Selengkapnya

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

18 Maret 2019

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

Legend Coffee, sebuah tempat kongkow asik di tengah Kota Yogyakarta, berdekatan dengan kawasan Malioboro.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

5 Februari 2019

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

Restoran Hakkasan bertempat di lantai 25 dan 26 Hotel Alila SCBD dan baru dibuka pada Jumat, 8 Februari 2019.

Baca Selengkapnya

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

1 Oktober 2018

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

Restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato ini sengaja menyesuaikan pakem rasa gelato dengan penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim.

Baca Selengkapnya

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

29 April 2018

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

Belum dua bulan dibuka, keberadaan kafe di kawasan Sentul ini sudah diketahui banyak orang.

Baca Selengkapnya

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

21 April 2018

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

Kafe di Jakarta Timur mungkin belum semeriah di wilayah Jakarta lainnya. Namun berbahagialah warga setempat punya Kopilot di Cipayung.

Baca Selengkapnya