TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano mengatakan daging impor oleh Perum Badan Usaha Logistik berpotensi menurunkan harga daging sapi. Alasannya, selain pasokan dari feedlot dan peternak lokal, daging impor ini bisa menambah pasokan daging di pasar tradisional. "Harapannya bisa menurunkan harga karena artinya pasokan bisa bertambah," katanya, Senin, 15 Juli 2013.
Apalagi daging yang diimpor oleh Bulog berupa jenis secondary cut. Menurut Johny, daging-daging yang masuk kelompok tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini. "Ada daging rendang, daging semur, itu pas dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebelumnya mengatakan daging impor 800 ton yang milik Bulog akan datang Rabu ini. Jumlah ini cuma sebagian kecil dari total kuota impor daging sapi sebesar 3.000 ton yang dimiliki oleh badan usaha itu.
Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran berharap tambahan pasokan daging dari Bulog ini segera membuat stabil harga. Hanya saja, ia mempertanyakan target tingkat harga yang stabil tersebut. "Apakah Rp 75.000, Rp 95.000, atau Rp 100.000 per kilogram?" ujarnya.
Selama ini data pasokan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menurut Ngadiran, belum jelas. Menurut dia, setelah data pasokan jelas baru bisa diperhitungkan impor untuk bisa memenuhi kebutuhan, sehingga harga di pasar tidak fluktuatif.
Perum Bulog (Persero) akan segera melakukan operasi pasar daging sapi di DKI Jakarta dan sekitarnya. Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, dalam skema operasi pasar akan ditetapkan harga tertinggi yang diterima konsumen.
Sutarto menjelaskan akan ada beberapa harga yang diterapkan pada operasi pasar daging sapi. Perbedaan harga dipengaruhi jenis daging, biaya pengangkutan dan jenis moda transportasi yang digunakan untuk impor.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
10 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.