Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pengatur Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi Sumatera Bagian Selatan, Setia Budi mengatakan proses penandatanganan minute of meeting dengan Pemerintah Daerah Tanjung Jabung Timur belum dilakukan. Kendati demikian, sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak terkait penyegelan 14 sumur PetroChina. "Isinya kurang lebih, SKK Migas bisa menerima permintaan alokasi gas sebesar 5 juta kaki kubik per hari untuk BUMD Tanjung Jabung Timur," kata Setia melalui pesan singkat pada Jumat, 7 Juni 2013.
Ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (5/6) Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan berencana menyelesaikan penyegelan 14 sumur PetroChina pada Jumat ini. Penyelesaian akan dilakukan antara kedua belah pihak dengan menandatangani kesepakatan mengenai porsi kewenangan yang menjadi domain masing-masing, SKK Migas dan Pemda Tanjung Jabung Timur.
Setia melanjutkan, SKK Migas juga sepakat dengan permintaan Pemda Tanjung Jabung agar pihak perusahaan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responbility/CSR). "Pihak PetroChina memang telah melaksanakan sesuai dengan program," ujarnya.
Dia mengatakan SKK Migas tidak setuju dengan satu permintaan pemda, yakni kewajiban pembayaran perizinan oleh perusahaan setiap tahunnya. "Pemkab meminta agar pihak PetroChina memberikan dana (perizinan) ke Pemkab sebesar Rp 50 juta per sumur per tahun," ujarnya. Setia menyebutkan, sumur-sumur yang disegel pemda Tanjung Jabung adalah milik negara. "Perbuatan Pemda Jabung itu sama dengan menyegel aset negara dan dapat menimbulkan preseden buruk bagi investasi hulu migas di Indonesia," ujarnya.
Pemda Tanjung Jabung sudah menyegel 14 sumur minyak dan gas bumi milik PetroChina. Penyegelan yang dilakukan pemda pimpinan Zumi Zola ini, hingga saat ini menyebabkan hilangnya produksi minyak sebesar 433 barel per hari dan gas sebesar 11,011 mmscfd atau setara dengan US$ 220,1 juta per hari.