TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengatakan daya tahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah pasca-bom Kuningan lebih kuat daripada bom Marriott dan bom Bali. Amazing, ternyata IHSG cepat kembali pulih, katanya dalam konferensi pers di Media Center bom Kuningan Selasa (14/9) di Jakarta. Ia mengungkapkan, IHSG turun sebesar,3,76 persen pada penutupan perdagangan pagi (9/9), namun bangkit kembali pada perdagangan siang ditutup pada tingkat 782,65 point atau turun sebesar 0,8 persen dibanding penutupan sehari sebelumnya. Menguatnya indeks berlanjut pada perdagangan keesokan harinya (10/9) yaitu 797,77 atau naik 1,93 persen, menguat selama empat bulan terakhir dan mendekati tingkat psikologis penting 800. Dan pagi ini (14/9) IHSG ditutup pada tingkat 817. Ini merupakan tingkat tertinggi sepanjang sejarah BEJ, ujar dia. Sementara itu rupiah terus menguat. Rupiah sempat melemah ke Rp 9.405 per dolar AS beberapa jam setelah pemboman namun kembali menguat ke kisaran Rp 9.280 pada penutupan (10/9).Dorodjatun mengakui, hal ini terkait dengan harga minyak yang mereda tekanannya. Ia menambahkan, bulan-bulan ini diperkirakan harga minyak mencapai US$ 50 per barel namun dari New York Merchantile Exchange baik untuk jenis minyak WTI (world trade intermediate) yang dipakai AS atau brand di Eropa sekarang turun hingga US$ 40-44 per barel. Jika keadaan yang terjadi pasca tiga bom semuanya bisa diserap, termasuk jangan panik dan tetap waspada, kita dapat menjaga laju pertumbuhan, katanya.Badriah - Tempo