Bank Indonesia Proyeksikan Inflasi 7,8 Persen

Rabu, 15 Mei 2013 14:26 WIB

Sebuah mobil keluar dari stasiun pengisian bahan bakar umum yang kehabisan stock BBM di kawasan Legok, Tangerang, Banten, (26/4). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution memperkirakan inflasi tahunan akan bergerak di level 7,5 persen - 7,8 persen jika harga Bahan Bakar Minyak - solar dan premium - naik Rp 1.500 per liter. "Kalau satu harganya naik Rp 1.500 solar dan premium inflasi bergerak 7,5-7,8 persen," ucap Darmin di Bank Indonesia, Rabu, 15 Mei 2013.

Darmin menjelaskan, tekanan inflasi mungkin akan lebih rendah jika kebijakan yang dipilih dua harga yakni premium Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Meski begitu, level inflasi diperkirakan masih di kisaran 7 persen. (Baca: 2014, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi di Atas 6,5 Persen)

Kebijakan dua harga memberikan tekanan inflasi yang lebih rendah lantaran kendaraan angkutan banyak menggunakan solar. "Angkutan besar itu, seperti truk (pakai solar)," ucapnya.

Darmin memastikan, jika kebijakan BBM diambil, pihaknya pasti akan melakukan kajian, untuk menentukan respon dalam hal kebijakan suku bunga, baik suku bunga acuan (BI rate) atau Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI Rate). "Pada saat itu terjadi, mau tidak mau kami harus meriview. Kalau tidak direspon dengan benar, akan missleading di sektor keuangan dan riilnya," ujarnyan.

Hingga saat ini, BI masih mempertahankan BI rate di level 5,75 persen dan FasBI rate di level 4 persen.

Darmin membenarkan tekanan inflasi sudah mulai terjadi pada awal tahun, tapi inflasi inti masih rendah. Karenanya, tak perlu direspon dengan kebijakan suku bunga. Sumber inflasi, kata Darmin, hanya dari harga bawang merah dan bawang putih. "Jadi sebenarnya inflasi untuk barang-barang lain normal saja," katanya. Ia memperkirakan April dan Mei ini tekanan inflasi masih akan rendah. "Bisa deflasi kecil atau inflasi kecil."

Berbeda halnya jika harga BBM naik, inflasi inti dipastikan akan turut tergerek naik. "Semua komoditi akan terpengaruh inflasi lain, itu sebabnya kami harus kaji serius, apa responnya," kata dia.

Kebijakan kenaikan harga BBM dibenarkan Darmin akan memberi efek perlambatan bagi pertumbuhan ekonomi meski kondisi transaksi berjalan dipastikan akan sedikit membaik. "Mana yang lebih terbaik pertumbuhan ekonomi melambat, tapi defisit tidak terlalu berat atau pertumbuhan ekonomi sedikit lebih cepat tapi defisit transaksi berjalannya lebih besar. Ini pilihan kebijakan, saya tak mau menjelaskan terlalu jauh," ucapnya.

MARTHA THERTINA

Topik Terhangat:


BISNIS
Terhangat
Kadin Ragukan Izin Khusus Impor Gula di Perbatasan

Panasonic Gobel Optimistis Jual 200 Ribu Lampu LED

Pegawai Pajak Tertangkap Lagi, Ini Jawaban Dirjen

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

56 menit lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

14 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya