Indonesia Usulkan Harga Minyak OPEC US $ 30 Per Barrel

Reporter

Editor

Kamis, 9 September 2004 15:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia mendukung rencana untuk merevisi kisaran harga minyak OPEC yang sekarang berlaku US $ 22 - 28 per barrel. Indonesia akan mengusulkan harga minyak ditetapkan pada kisaran US $ 30 per barrel. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Purnomo Yusgiantoro mengatakan, jika sikap resmi pemerintah itu akan disampaikan dalam pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang akan digelar di Wina, Austria, 15 September mendatang. Menurutnya, tentang harga yang akan digunakan bisa berpatokan pada level bawah US $ 22 - 28 per barrel atau menggunakan level atas US $ 26 - 34 per barrel."Kita setuju untuk membahas usulan perubahan harga tersebut, bisa di level bawah atau level atas. Tetapi, kira-kira bottom line nya sekitar US $ 30 per barrel," kata dia di Jakarta, Kamis (9/9).Rencananya, dalam pertemuan OPEC nanti, Indonesia juga akan meminta dilakukannya up date terhadap perkembangan situasi pasar, terutama menyangkut data keseimbangan antara permintaan dan suplai. Purnomo menyebutkan, selama ini diketahui bahwa terjadi kelebihan suplai minyak dunia sebesar 2,7 juta barrel per hari. Up-dating data diperlukan untuk mengetahui, apakah data tersebut benar dan masih berlaku hingga saat ini. Purnomo menilai maka sebenarnya tidak ada alasan untuk kenaikan harga karena adanya kelebihan pasokan. Pada kondisi ini, diperkirakan tingginya harga minyak bukan disebabkan oleh interaksi antara permintaan dan suplai. Karena itu, faktor resiko non fundamental yang menyebabkan adanya premium sebesar US $ 10 - 15 per barrel, harus dihilangkan. Purnomo, yang juga menjabat sebagai Presiden OPEC, mengaku telah mengadakan komunikasi dengan menteri-menteri OPEC. Beberapa negara bahkan telah mengajukan proposal yang berisi usulan untuk merevisi kisaran harga minyak OPEC. Proposal tersebut akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan OPEC nanti. Dia memperkirakan, akhir tahun ini akan terjadi penurunan harga minyak. Berdasarkan perdagangan berjangka (future trading), ada kecenderungan harga akan turun pada perdagangan September hingga Desember mendatang. Karena itu, Indonesia akan meminta dilakukan rolling down sebelum mengusulkan perlu tidaknya peningkatan volume produksi.Penurunan harga itu, diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut stabilitas di luar negeri. Misalnya pemilihan Presiden AS akhir tahun ini, pemilu di Irak Januari nanti yang diharapkan akan berlangsung dengan baik. Stabilitas di Timur Tengah juga diharapkan membaik.Retno Sulistyowati - Tempo News Room

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

11 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

58 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

6 Februari 2023

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menginginkan skema power wheeling tetap dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Enerbi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT.

Baca Selengkapnya