Pemerintah Pantau Terus Penyebaran Virus H7N9  

Selasa, 30 April 2013 14:21 WIB

Sub Dinas Peternakan Jakarta Barat merazia unggas peliharaan warga, Kamis (10/1) untuk mengantisipasi menyebarnya virus flu burung jenis baru yang kembali menyerang unggas di wilayah Jawa. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan terus mewaspadai dan memantau perkembangan penyebaran virus H7N9 di Cina dan beberapa negara lain yang sudah terinfeksi. Hingga 30 April ini, sudah terjadi 126 kasus flu burung H7N9 dengan jumlah kematian mencapai 24 orang.

Secara persentase, tingkat kematian manusia akibat kasus virus ini sebesar 19,5 persen. Artinya, dalam setiap 100 kasus H7N9 pada manusia menyebabkan kematian 19 orang.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan, Andi Muhadir, menyatakan, pemerintah belum memiliki vaksin khusus penangkal virus H7N9 pada manusia. Ia bahkan menyatakan belum perlu mengeluarkan rekomendasi travel warning ke Cina menyusul merebaknya virus flu burung H7N9 yang menyebabkan kematian pada manusia. Alasannya, belum ada bukti yang menunjukkan adanya penularan virus tersebut dari manusia ke manusia.

"Berita bahwa ada salah satu warga Taiwan yang terkena H7N9 setelah berkunjung ke Cina betul, tapi belum ada penularan dari manusia ke manusia," kata Andi dalam konferensi pers di kantor Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 30 April 2013.

Ia menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum mengeluarkan peringatan apa pun dan belum merekomendasikan adanya alat pemindai khusus yang bisa mendeteksi virus H7N9 di bandara. Bahkan, WTO belum membatasi adanya perjalanan atau tingkat perdagangan suatu negara dengan Cina. "Ini kasusnya beda dengan virus flu burung H5N1 yang memang ada bukti penularan dari manusia ke manusia," kata Andi.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pengendalian Zoonosis dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Emil Agustiono, menambahkan, kesiapan pemerintah daerah dalam mengantisipasi penularan virus yang bersifat zoonosis masih sangat minim. Ia menyebutkan, hanya 15 persen pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang siap mengendalikan penyebaran virus zoonosis. Dan hanya 17 provinsi yang sudah memiliki komisi pengendalian zoonosis. "Masalah kesiapan ini karena kurangnya fasilitas pendukung dan kelemahan sumber daya manusianya," kata Emil.

Hal ini dinilai berbahaya. Sebab, lanjutnya, Indonesia berpotensi pandemi virus H7N9 yang berasal dari Cina. Alasan dia, kondisi wilayah Indonesia banyak memiliki kemiripan dengan Cina, yang masyarakatnya sama-sama banyak beternak unggas. "Dan babi jadi media yang paling diwaspadai dalam penularan virus zoonosis," katanya.

Karena itulah ia menyarankan kepada pemerintah untuk memperkuat hubungan dengan negara lain untuk bertukar ilmu dan teknologi dalam pengendalian zoonosis.

ROSALINA

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

12 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

1 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

1 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

6 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

6 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

16 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

33 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

34 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

52 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya