Seorang petugas memperlihatkan tumpukan bawang di dalam sebuah kontainer di kawasan Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/3). Sebanyak 332 kontainer berisi bawang tertahan di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) karena didatangkan sebelum Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian (Kementan). TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Haryono, menyatakan akan segera menggelar rapat dengan Kementerian Perdagangan untuk membahas kebijakan terkait ratusan kontainer buah yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
"Secepatnya akan kami bahas, kalau bisa pekan ini," kata Haryono ketika dihubungi, Sabtu, 6 April 2013.
Ia memaparkan untuk menentukan kebijakan terkait nasib ratusan kontainer tersebut tidak bisa diputuskan secara sepihak oleh kementeriannya, namun perlu dilibatkan juga Kementerian Perdagangan. Apalagi sebelumnya terdapat pertimbangan bahwa buah-buah impor yang ada di Tanjung Perak itu tidak mendesak masuk ke pasaran dan bisa disubtitusi dengan buah lokal.
Posisi dari Kementerian Pertanian, kata dia, selama ini tetap konsisten soal perapihan administrasi."Kita harus menertibkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura. Posisi kami, yang pasti kelengkapan izinnya harus diutamakan," tegas Haryono.
Seperti diketahui, ada sekitar 400 kontainer berisi buah-buahan yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak sejak dua bulan lalu.Padahal menurut para importir, mereka sudah punya semua persyaratan dan perizinan lengkap. Akibatnya, pengusaha menderita kerugian ratusan juta rupiah. Kerugian yang harus ditanggung pengusaha mencapai Rp 2,5 juta per kontainer per hari untuk biaya sewa listrik dan plugging mesin pendingin.
Kerugian itu, hampir tidak sebanding dengan nilai barang yang diimpor. Diperkirakan nilai barang tiap kontainer yang berukuran rata-rata 20 ton sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Artinya setiap kontainer memiliki nilai barang sekitar Rp 200 juta dan total nilai penumpukan sebesar Rp 80 miliar.
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
19 jam lalu
Mentan Ajak Para Jenderal TNI Kawal Optimasi dan Pompanisasi
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bersama para perwira tinggi Jenderal TNI siap bergerak bersama memastikan program optimasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.
Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian
2 hari lalu
Kementan Optimalisasi Lahan Rawa di Aceh Utara untuk Genjot Indeks Pertanian
Tujuan utama optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi.