Menko Perekonomian Hatta Rajasa (tengah) bersama Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kanan) dan Menteri Pertanian Suswono (kiri). ANTARA/Dhoni Setiawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pemerintah sudah mempertimbangkan berbagai aspek untuk mencalonkan Agus Martowardojo menjadi Gubernur Bank Indonesia. "Semua aspek kami timbang. Dari semua pertimbangan, itu kesimpulan yang terbaik," kata Hatta seusai rapat koordinasi pangan di kantor Kementerian Perekonomian, Senin, 25 Februari 2013.
Menurut Hatta, Agus menguasai sektor perbankan dan rill. Selain itu, mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut terlibat dalam masa transisi Otoritas Jasa Keuangan. "Saya tentu akan menyampaikan alasan yang normatif dan obyektif. Selama ini kami melakukan rapat koordinasi dengan BI, dan Menkeu sangat paham dengan kondisi itu," katanya.
Saat ditanyai bagaimana jika Dewan Perwakilan Rakyat kembali menolak Agus menjadi Gubernur BI, Hatta tidak mau menanggapi. Dia juga menegaskan bahwa Agus saat ini masih menjabat sebagai Menteri Keuangan. "Jangan langsung berasumsi bakal ditolak lagi. Sekarang kan dia masih Menkeu sebelum ditetapkan DPR menjadi Gubernur BI," katanya.
Sebelum menjadi Menteri Keuangan, karier Agus sebelumnya adalah menjadi Direktur Utama Bank Mandiri sejak 2005, Direktur Bank Permata 2002-2005, Direktur Utama Bank Bumiputera 1995-1998, dan Direktur Utama Bank Ekspor Impor Indonesia pada 1998.
Sebelumnya, sempat beredar beberapa nama yang disebut-sebut berpeluang dicalonkan Istana, di antaranya Darmin Nasution yang kini masih menjabat Gubernur BI, Hartadi Sarwono dan Halim Alamsyah yang kini menjabat Deputi Gubernur BI, Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany, dan mantan Komisaris BCA Raden Pardede.
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
2 hari lalu
BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen