Asosiasi Terigu Dukung Penerapan Bea Masuk
Editor
Amandra Mustika Megarani
Jumat, 18 Januari 2013 18:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia mendukung penerapan bea masuk tindakan pengaman (safeguard) sementara. “Indonesia tentu memiliki dasar pemberlakuan kebijakan tersebut,” kata Direktur Eksekutif Pengusaha Tepung Terigu Indonesia, Ratna Sari Loppies Jumat, 18 Januari 2013.
Menurut dia, kebijakan itu dapat mendorong pengusaha dalam negeri memberikan nilai tambah produk mereka. "Jadi tidak melulu bahan baku, tetapi juga bahan setengah jadi atau bahan jadi," katanya.
Ratna juga mendesak pemerintah untuk mendorong investasi dalam negeri dengan cara pembangunan pabrik-pabrik baru yang menghasilkan produk terigu dengan nilai tambah. Terlebih lagi, kata dia, ekonomi nasional sedang tumbuh dan dari catatannya terdapat pabrik-pabrik pengolahan terigu baru yang siap mengekspor produk mereka.
Sebelumnya, Asosiasi Eksportir Produk Gandum, Kacang-kacangan dan Minyak Sayur Turki mengeluhkan penerapan safeguard yang diterapkan pemerintah Indonesia. Mereka menuding, sejak pemberlakuan safeguard ini pada Desember lalu, otomatis tidak ada lagi pengiriman terigu ke Indonesia.
Ini akan membuat defisit perdagangan Turki terhadap Indonesia semakin besar. Menurut para eksportir, ekspor Turki ke Indonesia senilai US$ 400 juta, sedangkan impor dari Indonesia ke Turki sebesar US$ 2 miliar pada 2012. Nilai ekspor Turki ke Indonesia, sebagian besar berasal dari ekspor terigu.
Ratna membenarkan penerapan bea masuk menambah defisit ekspor impor Turki. “Namun jangan lupa, sebagian besar ekspor Indonesia ke Turki adalah produk bahan baku. Dan sebaliknya, impor Indonesia dari Turki malah produk jadi bernilai tambah,” kata Ratna.
Ia mengatakan, pengusaha dalam negeri kesulitan mengekspor produk jadi ke Turki karena proteksi pemerintah Turki yang sangat tinggi terhadap industri dalam negerinya. Ratna mendesak pemerintah menerapkan hal serupa untuk melindungi industri dalam negeri Indonesia dengan menerapkan bea masuk safeguard.
RAFIKA AULIA