2012, Ekspor Solo Turun Drastis  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 10 Januari 2013 14:13 WIB

Proses membatik di kawasan home industri Plupuh Kalijambe, Seragen, Solo, Jawa Tengah. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surakarta - Angka ekspor Surakarta pada 2012 turun drastis jika dibandingkan pencapaian ekspor di 2011. Nilai ekspor sepanjang 2011 mencapai US$ 53,8 juta dan pada 2012 turun menjadi US$ 40,3 juta. Volume barang juga turun dari semula 9.200 ton menjadi 5.800 ton.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta, Winoto, mengatakan penurunan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Secara internal, ada pengalihan pengajuan dokumen ekspor dari Surakarta ke kota lain. “Di Jawa Tengah tidak hanya Surakarta yang bisa mengurus dokumen ekspor. Pengusaha bisa mengurusnya di Semarang dan Cilacap. Bahkan, kadang di Yogyakarta,” ujarnya kepada Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 10 Januari 2013.

Pengusaha mengalihkan pengurusan dokumen ekspor karena memilih lokasi yang paling dekat dengan tempat usaha atau karena mitra bisnisnya berdiam di kota lain. Sedangkan faktor eksternal, penurunan nilai dan volume ekspor Surakarta karena masih terpengaruh krisis global. Oleh sebab itu, permintaan dari pasaran internasional sepi. “Kebanyakan ekspor kami ke pasar tradisional seperti Amerika, Belanda, Perancis, dan Jerman,” katanya.

Dia menjelaskan pengusaha belum berani menjual ke pasar nontradisional seperti Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Saat ini memang sudah ada pengusaha yang mencoba pasar nontradisional, tapi masih sedikit. “Pasar Asia bagus untuk penjualan mebel, tekstil, dan produk tekstil,” ujarnya.

Produk unggulan ekspor Surakarta sepanjang 2012, yaitu tekstil dan produk tekstil, mebel, dan batik. Nilai ekspor tekstil dan produk tekstil sebesar US$ 21,3 juta, mebel US$ 3,7 juta, dan batik US$ 10,4 juta.

Sedangkan negara tujuan utama ekspor seperti Amerika dengan nilai US$ 10,8 juta, Jerman US$ 6 juta, Belanda US$ 4,2 juta, Inggris Raya US$ 3,9 juta, dan Prancis US$ 2,1 juta.

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Surakarta, David Wijaya, mengatakan nilai ekspor mebel turun pada 2012. Hanya saja jumlahnya tidak besar. “Paling turun US$ 5 juta jika dibandingkan 2011,” katanya. Sepanjang 2012 dia memperkirakan nilai ekspor mebel di eks-Karesidenan Surakarta sekitar US$ 60 juta.

Selain karena krisis di pasar Eropa, penurunan nilai ekspor karena nilai tukar rupiah melemah dan kenaikan harga bahan baku.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

8 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

57 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya