Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertepuk tangan kepada pendukungnya yang berkumpul di malam kemenangan pemilihan presiden di Chicago, Amerika Serikat, Rabu (7/11). REUTERS/Jason Reed
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance, Aviliani, menyambut positif kemenangan Barack Obama. Sebab, ia menilai kandidat lawan dari Partai Republik, Mitt Romney, cenderung kapitalis.
"Romney cenderung tidak akur dengan negara-negara Timur Tengah. Padahal Timur Tengah memberi efek pada dunia, terutama soal harga minyak. Obama menang, harga minyak bisa tidak bergejolak," kata Aviliani di Hotel Grand sahid, Jakarta, Rabu 7 November 2012.
Aviliani juga menganggap Obama, yang berasal dari Partai Demokrat, pro-rakyat. "Kemenangan Obama bagus, ya, karena dia pro-rakyat sehingga tidak menimbulkan efek-efek pada dunia internasional," kata dia.
Menurut Aviliani, dengan terpilihnya Obama sebagai Presiden Amerika Serikat periode 2013-2017, keadaan ekonomi internasional--terutama Indonesia--relatif aman. "Amerika dipimpin Obama relatif tidak menimbulkan banyak gejolak perekonomian," ujarnya. Avilian menilai kebijakan Obama nantinya juga banyak diikuti negara-negara lain. "Termasuk Indonesia," ujarnya.
Hasil hitung cepat yang dipantau stasiun berita CNN menunjukkan bahwa Obama memimpin dengan 274 suara dari hasil electoral vote. Terpaut jauh di belakangnya calon dari Partai Republik, Mitt Romney, dengan 201 suara.
Jika hasil perhitungan ini benar dan sesuai dengan penghitungan manual, Obama akan memimpin Amerika untuk kedua kali. Ia berhasil mengalahkan mantan Gubernur Massachusetts, yang berniat menjadi penguasa baru Gedung Putih.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.