Pengusaha Mutiara Minta Perlindungan Harga  

Kamis, 1 November 2012 14:26 WIB

Kalung mutiara La Peregrina milik Elizabeth Taylor dilelang Rp 109,7 miliar. Foto" telegraph.co.uk (kiri), AP/Richard Drew

TEMPO.CO, Jakarta - Anjloknya harga mutiara Indonesia jenis South Sea Pearls (SSP) membuat pengusaha mutiara khawatir. Ketua Umum Asosiasi Budi Daya Mutiara Indonesia (Asbumi), Anthony Tanios, mengatakan, saat ini yang dibutuhkan pengusaha untuk menjaga harga mutiara adalah kebijakan dari pemerintah.

"Kami minta pemerintah ada regulasi untuk memperkecil cost produksi kami. Selama ini cost memberatkan kami, sehingga margin menjadi tipis," kata Anthony saat ditemui di sela Indonesia Pearls Festival 2012, di Balai Kartini, Jakarta, 1 November 2012.

Asbumi, kata Anthony, meminta regulasi soal subsidi bahan bakar minyak (BBM). Selama ini, pengusaha budi daya mutiara belum mendapatkan subsidi BBM. Padahal, mereka menyumbang 40 persen dari biaya produksi budi daya mutiara.

"Produksi mutiara ini kan banyak di Indonesia bagian timur, yang infrastrukturnya masih kurang. Kami sudah berupaya dapat subsidi BBM, tapi tidak bisa karena pemerintah bilang terbatas," ujarnya.

Jika memang tidak bisa mendapat BBM subsidi, lanjut Anthony, setidaknya pemerintah harus bisa menjamin ketersediaan BBM non-subsidi seperti solar. Ia mengeluhkan pasokan solar untuk kebutuhan perusahaan masih sulit. BBM diperlukan untuk pemakaian listrik dan genset alat produksi.

Langkah lain menyiasati tingginya biaya produksi, pengusaha melakukan efisiensi pemakaian alat. "Misal dari pagi sampai sore genset tidak dipakai, baru malam saja dinyalakan untuk listrik juga," ujarnya.

Pengusaha budi daya mutiara, ia menjelaskan, biasanya mendapatkan konsesi untuk titik koordinat laut. Satu titik radius seluas 85 hektare dan jarak antar titik 500 meter. Satu perusahaan biasanya meminta konsesi untuk 5-6 titik koordinat.

"Proses budi daya mutiara ini butuh biaya dan waktu. Yang paling kami khawatirkan adalah pencemaran limbah dari pabrik lain atau penangkapan ikan oleh nelayan dengan potasium," kata Anthony.

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan sedang menyusun peraturan menteri tentang pengendalian mutu mutiara yang masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, mengatakan, dengan aturan tersebut diharapkan harga mutiara bisa kembali naik. "Selain peraturan menteri ini kami juga akan memberikan empat dukungan," kata Sharif dalam kesempatan sama.

Dukungan itu adalah pembangunan Brodstock Center di Karang Asem, Bali; pembentukan Direktorat Pengembangan Produk Perikanan Non-Konsumsi; membentuk Komisi Hasil Perikanan Sub-Komisi Mutiara Indonesia, dan mendorong terbitnya standar nasional Indonesia (SNI) mutiara.

Indonesia merupakan penghasil mutiara SSP yang berasal dari kerang Pinctada maxima, baik dari hasil alam maupun budi daya. Sentra pengembangan kerang ini tersebar di beberapa daerah seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

ROSALINA

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

2 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

5 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

6 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

7 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

8 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya