Satwa Langka Mati, Garuda Indonesia Disidik

Senin, 22 Oktober 2012 14:45 WIB

TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan menyiapkan tim penyidik untuk memeriksa maskapai Garuda Indonesia terkait matinya satwa hidup dilindungi yang dikirimkan melalui pesawat milik maskapai itu. Pasalnya, sudah empat kali terjadi kasus pengiriman satwa hidup dilindungi mati setelah dikirim melalui pesawat Garuda Indonesia.

“Pada kasus pertama hingga ketiga kami hanya menyurati Garuda mempertanyakan kematian satwa langka itu. Namun, pada kasus keempat kami kirim penyidik agar tidak dianggap hal biasa,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Darori, dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 22 Oktober 2012.

Saat ini, kata dia, tim penyidik dari Kementerian Kehutanan tengah melakukan penyidikan mendalam. Darori menambahkan, selama ini pengiriman satwa langka menggunakan maskapai lain tidak pernah bermasalah. “Kalau kejadiannya hanya sekali, ya tidak apa-apa kami anggap musibah. Tapi ini sampai empat kali satwa yang kami kirim melalui pesawat milik Garuda selalu mati,” kata dia.

Darori menyebutkan, kasus kematian hewan langka dalam pesawat milik Garuda pertama kali terjadi pada satwa orangutan yang mati membeku dalam perjalanan ke Narita, Jepang, pada 2008. Kasus kedua, terjadi pada harimau sumatera yang akan dikirim dari Yogyakarta ke Padang pada 7 September 2010. Selanjutnya, 20 ekor ikan arwana mati saat dalam perjalanan dari Riau ke Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Kasus terakhir adalah matinya harimau sumatera yang dibawa dari Aceh menuju Surabaya pada 2 Oktober lalu. Harimau bernama Teuku Agam itu mati dalam perjalanan udara dari Aceh menuju Surabaya untuk ditempatkan di Jatim Park.

Kementerian Kehutanan pernah mengirimkan harimau sumatera menggunakan pesawat maskapai Batavia Air dari Bengkulu ke Jakarta, lalu mengirimkan badak sumatera dari Amerika ke Indonesia, dan mengirim bekantan ke Jepang. “Semuanya lancar dan sampai dalam keadaan hidup, tidak ada masalah,” katanya.

Dia menyayangkan sikap Garuda Indonesia yang tidak responsif terhadap tuntutan penjelasan Kementerian Kehutanan. Garuda, kata dia, malah melemparkan permasalahan ini ke pihak lain sehingga Kementerian Kehutanan harus melakukan klarifikasi sendiri untuk menyimpulkan penyebab dan mencari tahu alasan tutup mulut itu.

"Kami mengirim surat dua kali baru dibalas. Yang menandatangani juga hanya petugas pelaksana harian saja. Dalam suratnya, Garuda Indonesia hanya menjawab turut prihatin atas kematian satwa liar tersebut dan pejabat siap dimintai keterangan,” Darori menjelaskan.

ROSALINA

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

20 Desember 2022

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

20 Desember 2022

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

Pemerintah mengucurkan PMN Rp 7,5 triliun kepada Garuda setelah perusahaan maskpai itu lolos penundaan kewajiban pembayawan utang (PKPU).

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

6 Desember 2022

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

Pemerintah akan mengucurkan PMN kepada Garuda senilai Rp 7,5 triliun pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

11 November 2022

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

Masyarakat diimbau secara berkala melakukan pengecekan jadwal penerbangan, khususnya pada periode gelaran KTT G20.

Baca Selengkapnya