TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan mengatakan akan memberikan waktu 3 bulan bagi perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang kerap merugi untuk dilihat kinerjanya.
"Kita beri waktu sampai akhir tahun untuk dilihat langkah-langkah ke depannya," ujarnya ketika ditemui di kantor Kementerian BUMN Senin 15 Oktober 201.
Dari sebanyak 141 BUMN Dahlan mengatakan 31 sudah 'mati suri'. Sebelumnya pada rakor BUMN 10 Oktober 2012, ia sempat mengatakan membagi perusahaan BUMN menjadi tiga kelompok yakni ketahanan nasional, enginee of growth, dan jagoan internasional.
Bagi yang tidak termasuk dalam kelompok tersebut Dahlan menjelaskan perusahaan BUMN tersebut dapat bermetamorfosis. "Kalau belum termasuk ke tiga kelompok itu dan tidak mau dibubarkan, maka BUMN tersebut bisa bergabung [merger atau akuisisi] ke salah satu BUMN yang lain, bisa juga mengubah lini bisnis, atau bisa juga dijual [strategic sales]. Tapi untuk dijual kan tetap harus disehatkan dulu," ujarnya.
Seperti diketahui tidak semua BUMN sehat, terdapat beberapa di antaranya yang merugi. Dalam data Kementerian BUMN tahun 2011 rugi terbesar tahun 2011 dialami PT Pal Indonesia yang mencapai Rp 1,323 triliun, disusul PT Merpati Nusantara Airlines sebesar Rp 778,649 miliar. Selanjutnya, PT Dirgantara Indonesia Rp 356,527 miliar, PT Danareksa Rp 287,37 miliar, PT Bahana PUI Rp 143,977 miliar, PT Perkebunan Nusantara XIV Rp 113,84 miliar.
Adapun rugi terkecil yaitu PT Inhutani III sebesar Rp 58 juta, PT Industri Kapal Indonesia (Laporan Keuangan Audited 2010) rugi sebesar Rp 805 juta, dan PT PDIP Batam sebesar Rp 1,3 miliar.
Ketika ditanyai nasib PT PAL yang mencatat kerugian terbesar, Dahlan mengatakan Ia Optimistis perusahaan itu akan memperbaiki kinerjanya. "Tahun ini sepertinya tidak akan rugi lagi, sampai hari ini kan tidak merugi," ungkapnya.
ANANDA PUTRI
Berita terkait
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
12 hari lalu
Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.
Baca SelengkapnyaDemo Kementerian BUMN, Serikat Pekerja Indofarma Curhat Pensiunan Belum Dibayar
31 Januari 2024
Serikat Pekerja Indofarma curhat kalau pensiunan mereka belum dibayar.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken PP Wajibkan Komisaris Tanggung Jawab Penuh Jika BUMN Rugi
13 Juni 2022
Komisaris BUMN harus bertanggung jawab penuh apabila BUMN merugi
Baca SelengkapnyaTanri Abeng Ungkap Dampak Kerugian BUMN Dianggap Kerugian Negara ke Perusahaan
6 Oktober 2021
Tanri Abeng, menyoroti berbagai klausul dalam UU BUMN yang harus kembali dikaji. Salah satunya soal kerugian BUMN dianggap sebagai kerugian negara.
Baca SelengkapnyaPertamina Masuk 500 Perusahaan Besar Versi Fortune, Erick: Tidak Cukup
3 Agustus 2021
PT Pertamina (Persero) masuk kategori 500 perusahaan terbesar dunia versi Fortune.
Baca SelengkapnyaBUMN Pernah Punya 700 Anak dan Cucu Usaha, 90 Persen Rapornya Merah
9 April 2021
Peneliti BUMN Research Group Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menyinggung persoalan banyaknya anak-cucu perusahaan pelat merah di masa lalu yang mencapai 700 entitas.
Baca SelengkapnyaBos Krakatau Steel Ungkap Proyeksi Kondisi 2020: Laba Bersih USD 50 Juta
28 Januari 2021
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim membeberkan kondisi perusahaannya di tengah pandemi berhasil mengubah rugi menjadi untung pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaDirut: Kerugian Pertamina Lebih Kecil Dibanding Perusahaan Migas Lain
29 Agustus 2020
Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kerugian yang dialami perseroan lebih kecil dibanding perusahaan migas lain yang memiliki aset setara.
Baca SelengkapnyaPandemi, PT KAI Diperkirakan Tekor Rp 3,4 T hingga Akhir 2020
8 Juli 2020
PT KAI diperkirakan akan mengalami defisit Rp 3,4 triliun hingga akhir 2020 akibat berkurangnya mobilisasi masyarakat selama pandemi.
Baca SelengkapnyaAntam Rugi Rp 281 Miliar di Kuartal I Akibat Selisih Kurs
29 Juni 2020
Antam mencatat kerugian akibat selisih kurs sepanjang kuartal I 2020.
Baca Selengkapnya