ADB: Sistem Jaminan Hari Tua di Asia Minim  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 26 September 2012 12:57 WIB

ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Manila - Bank Pembangunan Asia (ADB) menilai pengembangan sistem jaminan hari tua di negara-negara di Asia masih minim. Padahal, jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Asia semakin meningkat. Di sisi lain, globalisasi telah mengoyak tradisi dukungan keluarga terhadap penduduk usia pensiun.

“Di penjuru Asia, ada perbedaan signifikan kondisi usia pensiun antara di kota dan pedesaan, sektor publik dan swasta, serta formal dan informal,” ujar ekonom senior ADB, Donghyun Park, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 September 2012.

Menurut dia, tanpa upaya reformasi untuk mengubah kondisi tersebut, maka beban keuangan untuk jaminan usia pensiun di masa mendatang akan menjadi lebih besar dari yang dipersiapkan.

Dia menjelaskan, cakupan sistem pensiun haruslah adil dalam hal manfaat dan usia pensiun. Sistem ini juga harus dibiayai secara berkelanjutan untuk menjamin masyarakat yang sudah mencapai usia pensiun mendapatkan hak jaminannya.

ADB meminta para pembuat kebijakan di negara-negara Asia menyediakan dukungan pendanaan jaminan usia tua. ADB menekankan pentingnya reformasi sistem jaminan pensiun kepada Cina, Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Cina, misalnya, yang memiliki jumlah penduduk lanjut usia melampaui jumlah penduduk usia senja di seluruh negara Eropa, perlu melakukan rasionalisasi sistem pensiunnya. Di antaranya, sistem jaminan hari tua bagi masyarakat perkotaan, pedesaan, dan pegawai pemerintah. Langkah itu agar sistem pensiun lebih berkelanjutan.

Sedangkan di Indonesia, menurut ADB, sistem pensiun yang ada hanya mencakup 14 persen penduduk usia muda pada sektor pekerja formal. Indonesia butuh meningkatkan sistem pensiun hingga 700 persen untuk bisa mencakup sektor formal dan informal.

Adapun Singapura memiliki sistem pensiun tunggal, namun mencakup secara umum bagi penduduk usia muda. Bagaimanapun, kata ADB, rata-rata dana pensiun per anggota jaminan hari tua tidak akan layak pada 20 tahun mendatang.

ABDUL MALIK

Terpopuler:

SBY: Rencana Ekonomi RI Ambisius

Merpati Datangkan 60 Pesawat dari Hong Kong

Laba Naik 79,7 Persen, Saham Japfa Layak Dibeli

Bumi Diminta Klarifikasi Dugaan Penyelewengan

BI: Tak Ada Lelang Paksa dalam Gadai Emas

Berita terkait

Legislator PDIP Pesimistis KRIS BPJS Kesehatan Bisa Diimplementasikan Pertengahan Tahun Depan

1 jam lalu

Legislator PDIP Pesimistis KRIS BPJS Kesehatan Bisa Diimplementasikan Pertengahan Tahun Depan

BPJS Kesehatan masih menerapkan iuran mandiri peserta kelas I sebesar Rp 150 ribu dan kelas II Rp 100 ribu.

Baca Selengkapnya

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

4 hari lalu

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

Pembagian kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatan dihapus. BPJS Kesehatan membuka kemungkinan kerja sama dengan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

5 hari lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

7 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

11 hari lalu

Serba-serbi Asuransi: Perbedaan Antara Aktuaria dan Aktuaris

Meskipun seringkali digunakan secara bergantian, Aktuaria dan Aktuaris memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks peran, tanggung jawab, dan aplikasi industri.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

31 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

33 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

51 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

13 Maret 2024

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

13 Maret 2024

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

Putusan PTUN yang membatalkan keputusan OJK ihwal pencabutan izin usaha Kresna Life dinilai sebagai preseden buruk bagi industri keuangan.

Baca Selengkapnya