TEMPO.CO, Jakarta - Beragamnya indeks saham bursa Wall Street semalam dan indeks bursa Asia pagi ini dapat menjadi ganjalan bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia hari ini, 6 September 2012. Menjelang sidang bank sentral Eropa, para investor akan cenderung bersikap hati–hati sambil menunggu hasil dari pertemuan itu.
Pasar saat ini sedang menunggu langkah yang lebih komprehensif dari bank sentral dunia untuk mendukung pertumbuhan dan memerangi dampak dari krisis utang di kawasan Eropa. Bila bursa Eropa nanti siang dibuka menguat, maka indeks diharapkan bisa naik menjelang sore.
Dalam perdagangan semalam, indeks Dow Jones industri ditutup naik 11,54 poin (0,09 persen) ke posisi 13.047,48. Sedangkan indeks S&P 500 turun tipis 1,5 poin (0,011 persen) ke 1.403.44, dan indeks saham teknologi Nasdaq juga terkoreksi 5,79 poin (0,19 persen) menjadi 3.069,27.
Kepala Riset dari PT eTrading Securities, Betrand Raynaldi, mengatakan dari indikator teknikal MACD Histogram, indeks makin menjauhi dari area positif sehingga penurunan indeks kemarin semakin membuka ruang konsolidasi bagi bursa domestik.
Untuk perdagangan hari ini, indeks akan bergerak dalam kisaran 4.040 hingga 4.090 dengan kecenderungan beragam. “Adapun saham yang bisa menjadi perhatian kali ini antara lain: Bank Jabar (BJBR), Semen Gresik (SMGR), serta Indosat (ISAT),” tuturnya.
Melemahnya bursa regional serta tekanan jual terhadap saham kelompok Bakrie agak membenani indeks kemarin. Pada perdagangan Rabu kemarin, indeks indeks ditutup turun 29,9 poin (0,73 persen) ke level 4.075,35.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.