TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin kemarin terjun bebas 71,04 poin (1,75 persen) ke level 4.009,79. Dengan transaksi 6,74 juta lot, serta transaksi senilai Rp 3,47 triliun.
Semua sektor mengalami penurunan dipimpin saham aneka industri sebesar 2,91 persen. Hanya 26 saham yang naik, dan 200 saham mengalami penurunan. Sementara investor asing mencatat penjualan bersih Rp 139 miliar.
Saham Astra Internatioanl terkoreksi 3,03 persen, Bank Mandiri (BMRI) 3,9 persen, serta Bank BRI (BBRI) 2,29 persen. Dan mata uang rupiah kembali melemah ke level 9.503 per dolar Amerika Serikat.
Analis dari PT eTrading Securities, Betrand Raynaldi mengatakan, dari sisi teknikal, indeks mengalami koreksi yang cukup besar hingga mendekati level 4.000. Hal ini membuat indikator MACD Histogram IHSG membentuk pola deathcross( perpotongan).
“Sehingga minggu ini indeks berpeluang akan mengalami tekanan jual yang cukup besar hingga ke level 3.890 hingga 3.930, yang merupakan batas bawah mingguan IHSG,” paparnya.
Hari ini indeks diprediksi berpeluang mengalami teknikal rebound sedikit saja dari penurunan yang cukup dalam Senin kemarin. Indeks akan bergerak dalam kisaran 3.960 – 4.040. Saham – saham yang dapat diperhatikan hari ini antara lain: Berlina (BRNA), Indika Energy, Arwana Citramulia (ARNA), serta Media Nusantara Citra (MNCN).
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
5 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
10 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
42 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya