Rupiah Melemah ke Level 9.400  

Reporter

Editor

Selasa, 3 Juli 2012 12:25 WIB

TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah mengakhiri apresiasi yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir dan kembali melemah di level 9.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Kemarin, setelah ditutup, rupiah menguat ke 9.382 per AS, atau level terkuatnya sejak 6 Juni. Siang ini rupiah kembali bermain level 9.400. Di pasar mata uang hari ini rupiah ditransaksikan melemah 36 poin (0,38 persen) ke level 9.418 per dolar AS sampai pukul 12.00 WIB.

Euforia hasil pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, akhir pekan lalu yang membuahkan sentimen positif sudah berlalu. Perhatian pelaku pasar saat ini kembali tertuju pada realita ekonomi global yang terus melambat dan belum terselesaikannya masalah krisis utang Eropa.

Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan hari ini perjalanan rupiah akan diwarnai kecenderungan depresiasi karena pasar merespons data manufaktur AS yang negatif. “ISM indeks manufaktur AS untuk bulan Juni turun secara tak terduga di bawah level optimis 50, yakni 49,7 dari bulan sebelumnya 53,5. Untuk pertama kalinya manufaktur AS mengalami kontrasi sejak tiga tahun terakhir,” tuturnya.

Kendati demikian, ekonomi AS masih jauh dari kondisi resesi yang biasanya ditandai dengan indeks manufaktur berada di sekitar 40-an. Di saat yang sama sektor perumahan di AS masih terus membaik. Penjualan rumah baru naik 7,6 persen untuk bulan Mei, tertinggi sejak April 2010. Imbal hasil treasury 10 tahun pun turun menjadi 1,59 persen.

Dari dalam negeri, defisitnya neraca perdagangan Indonesia turut memberi tekanan terhadap rupiah. Neraca perdagangan di bulan Mei tercatat defisit sebesar US$ 486 juta, turun dari defisit April yang tercatat US$ 641 juta. Defisit ini lantaran nilai ekspor nonmigas yang didominasi oleh komoditas menurun seiring dengan jatuhnya harga komoditas mengikuti jatuhnya harga minyak dunia.

Sementara itu, nilai surplus perdagangan Januari-Mei tercatat sebesar hanya US$ 1,5 miliar atau turun 87 persen dibanding periode yang sama tahun 2011 tercatat sebesar US$ 11,7 miliar. “Pasar Asia kemungkinan terkoreksi hari ini merespons indeks manufaktur AS yang turun di bawah level optimis. Rupiah diperkirakan berpotensi melemah di kisaran 9.400-9.430 per dolar AS,” paparnya.

PDAT/M AZHAR

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

22 jam lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

8 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

9 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya