Anthony Salim Telah Dapatkan Surat Lunas Utang

Reporter

Editor

Senin, 15 Maret 2004 19:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Konglomerat Anthony Salim telah mendapatkan surat keterangan lunas (SKL) dari ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) setelah lembaga ini bubar. "Suratnya sudah saya berikan ke Salim pada Kamis (11/3) lalu," kata mantan Ketua BPPN, Syafruddin Temenggung sebelum mengikuti rapat dengan Menteri Keuangan, Jakarta, Senin (15/3). Syafruddin mengatakan mantan pemilik Bank BCA ini sudah menyelesaikan kewajibannya sebelum BPPN bubar. Perjanjian akhirnya sendiri sudah ditandatangani sebelum BPPN bubar pada pertengahan Februari lalu. Namun, proses pemberian surat lunasnya sendiri baru dilakukan kemarin. "Ia memang yang di-pending, sedangkan yang lain selesai semua," katanya. Dalam pemenuhan kewajiban pemegang saham, Anthony Salim telah menandatangani Master of Settlement And Acquistion Agreement (MSAA) dengan nilai utang Rp 52,727 triliun. Asetnya sendiri mencapai 108 jenis yang dijual langsung oleh BPPN dan sebagian tergabung dalam PT Holdiko Perkasa. Nilai pengembaliannya sendiri sekitar 30 sampai 40 persen, yakni Rp 20 triliun.Sebelumnya, BPPN juga telah memberikan surat lunas kepada dua pemegang saham MSAA. Mereka antara lain Sudwikatmono (eks pemilik Bank Surya, Rp 1,887 triliun), Ibrahim Risjad (Risjad Salim Internasional; Rp 0,664 triliun. Sementara itu, dua orang lainnya masih dalam pengkajian, yakni Sjamsul Nursalim (BDNI, Rp 28,496 triliun) serta Mohammad 'Bob' Hasan (BUN, Rp 5,340 triliun).Dengan diberikannya surat lunas ini, konglomerat yang dikenal dengan Om Liem ini, menjadi orang pertama yang memperoleh surat lunas setelah BPPN bubar pada 27 Februari lalu. Paska BPPN bubar, Ketua BPPN ternyata masih memberikan surat lunas kepada beberapa obligor yang sedang di-review KKSK. Namun, BPPN pun sudah menyatakan tidak kooperatif kepada beberapa konglomerat lainnya. Koordinator Pelaksana Harian Tim Pemberesan ini mengatakan program penyelesaian kewajiban pemegang saham dalam Akte Pengakuan Utang (APU) akan segera tuntas minggu ini. Dari APU, lanjut Syaf, ada empat orang yang diminta pendapat kedua atau second opinion oleh Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK). "Saya kira minggu ini akan selesai dan diharapkan ada rapat KKSK yang membahas ini segera," katanya. Keempat APU ini antara lain The the Min (Bank Hastin, Rp 139,791 miliar), Nirwan D. Bakrie (BNN, Rp 3,359 triliun), Husodo Angkosubroto (Bank Sewu Int, Rp 209,205 miliar), serta The Ning Khong (Bank Baja Internasional, Rp 45,139 miliar). "Ada beberapa pemilik bank yang terakhir memang memberikan aset yang sudah dievaluasi, tetapi KKSK minta re-evaluasi untuk mendapatkan second opinion," katanya. Yandi M Rofiyandi - Tempo News Room

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

4 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

6 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

6 hari lalu

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

7 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

10 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

13 hari lalu

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk April 2024. Hartono Bersaudara dan Dato Sri Tahir urutan berapa?

Baca Selengkapnya

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

16 hari lalu

Kisah Orang Terkaya di Indonesia Hartono Bersaudara Beli Klub Sepak Bola Italia Como 1907 pada 2019

Klub Sepak Bola Italia, Como 1907 ternyata milik orang terkaya di Indonesia yakni Hartono Bersaudara. Bagaimana kisah pembeliannya saat itu?

Baca Selengkapnya

5 Tahun Bercokol Jadi Orang Terkaya Indonesia, Hartono Bersaudara Disalip Prajogo Pangestu

16 hari lalu

5 Tahun Bercokol Jadi Orang Terkaya Indonesia, Hartono Bersaudara Disalip Prajogo Pangestu

Setelah lebih 5 tahun menduduki peringkat paling pucuk orang terkaya di Indonesia, Hartono Bersaudara disalip Prajogo Pangestu.

Baca Selengkapnya