TEMPO Interaktif, Bekasi:Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) Pertamina dalam waktu dekat akan melakukan pipanisasi sepanjang 102 kilometer di Bekasi. Pipanisasi ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan jalan, kemacetan, dan kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan dengan menggunakan kendaraan truk tangki. Hal itu diungkapkan oleh General Manager DOH JBB Pertamina, Subarkah Kustowo, Rabu (10/2), saat berdialog dengan sejumlah anggota DPR RI dan Pemerintah Kabupaten Bekasi di kantor Pemkab Bekasi. Menurut Subarkah, selama ini minyak diangkut dengan menggunakan truk tangki. Dengan pipanisasi itu diharapkan dapat mengurangi risiko pengiriman, seperti keterlambatan karena kemacetan dan juga biaya operasional.Rencananya, jalur pipanisasi ini akan melintasi Desa Muara Tawar, Kecamatan Tarumajaya. "Setelah itu langsung masuk ke tol Cilincing dan masuk ke wilayah Cilamaya, Jawa Barat," kata dia. Adapun pipanisasi yang saat ini masih dalam tahap pembangunan itu panjangnya mencapai 102 kilometer. Namun, mengenai besarnya biaya untuk pembangunan itu, Subarkan keberatan untuk menyebutkannya.Subarkah mengatakan selama ini minyak diangkut dari Tambun, Babelan, ke daerah Cilamaya, Jawa Barat, yang masih melalui Bekasi dan mengganggu aktivitas warga dan jalan raya. Saat ini, katanya, setiap hari rata-rata 90 tangki truk yang mengangkut. "Nanti kita akan mengalirkan minyak itu dengan ke Muara Tawar dulu, lewat jalan darat," kata dia.Selain rencana pipanisasi itu, kata Subarkah, 2004 ini pihaknya rencananya akan menyelesaikan perbaikan jalan seperti yang dituntut warga. Pihaknya juga akan menyelesaikan pembangunan gorong-gorong di sepanjang jalan untuk saluran air supaya jalan tidak rusak. Adapun biaya pembangunan gorong-goro itu mencapai Rp 3 miliar. Rencana lainnya, kata Subarkah, pada 2004 ini Pertamina akan melakukan pengeboran enam buah sumur lagi. Namun, ia belum bersedia menyebutkan lokasinya. Dia mengungkapkan distribusi penemuan minyak tersebar antara lain di daerah Indramayu sampai ke Tambun, Babelan. Selain itu, berdasarkan penelitian tim Pertamina, di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, juga ditemukan potensi kandungan minyak. Namun, untuk mengolahnya Pertamina masih mengalami kesulitan. "Tetapi di daerah situ bagi Pertamina sangat rumit, karena banyak perumahan mewah, kita masih punya kendala," kata dia. Menanggapi rencana pipanisasi itu, menurut anggota DPR dari Komisi IV Postdam Hutasoit, meskipun ada niat baiknya, Pertamina tetap tidak boleh meninggalkan pembangunan sarana dan prasaran untuk masyarakat di sekitarnya. "Pertamina tetap bertanggung jawab pada keindahan daerah di sana, jangan nantinya sudah merasa aman karena tidak menggunakan jalan lagi, terus lupa," kata Postman.Siswanto - Tempo News Room