Pendaftar Calon TKI ke Korea Membludak

Reporter

Editor

Senin, 7 Mei 2012 13:53 WIB

1200 tenaga kerja Indonesia (TKI) menunggu proses pemberangkatan ke 22 Negara, saat pelepasan ribuan TKI asal Bali di Denpasar, Bali, Kamis (5/4). ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pendaftar calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan membludak di Yogyakarta. Pendaftaran yang dilakukan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, 7-10 Mei ini disediakan 7.000 formulir untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Korea Selatan saat ini membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia sebanyak 9.900 orang. Mereka akan dipekerjakan di sektor manufaktur 8.900 tenaga kerja dan 1.000 tenaga kerja di sektor perikanan.

"Yang boleh mendaftar dari lulusan Sekolah Menengah Pertama hingga pascasarjana," kata Agus Sutanto, Kepala Seksi Kelembagaan dan Pemasyarakatan Program Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan (BP3) TKI Yogyakarta, Senin 7 Mei 2012.

Para pendaftar calon TKI berdatangan ke komplek kampus UPN Yogyakarta dengan menyewa bus kecil, bus besar dan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua. Puluhan bus kecil dan besar memadati pinggiran jalan lingkar utara Yogyakarta itu.

Biaya pendaftaran, kata Agus, sebesar Rp 221.736 yang dibayarkan melalui rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI). Setelah mendaftar, para calon TKI itu mengikuti proses seleksi dengan ujian, pelatihan dan proses lain untuk menjadi TKI. Saat ini jumlah TKI di Korea Selatan ada sekitar 40 ribu-an.

Biaya hingga pemberangkatan, termasuk paspor, visa, tiket dan lain-lain, para calon TKI itu akan ditarik sekitar Rp 5.450.000. Gaji per bulan setelah diterima di Korea Selatan minimal Rp 8 juta per bulan.

Usia pendaftar calon TKI disyaratkan minimal 18 tahun dan tertua berusia 39 tahun. Tidak ada ketentuan harus laki-laki maupun perempuan. Semua jenis kelamin ditampung dalam pendaftaran. "Ini kan program pemerintah. Yang meminta tenaga kerja kita adalah pemerintah Korea Selatan," kata dia.

Selain di Yogyakarta, pendaftaran calon TKI ke Korea Selatan melalui Program EPS TOPIK (employment permit system test of proficiensy in Korea) ini juga dibuka di Bandung, Surabaya dan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Setelah pendaftaran dari tanggal 7-10 Mei 2012, para pendaftar calon TKI ke Korea Selatan itu akan mengikuti ujian pada 16-17 Mei. Sedangkan kelulusan diumumkan pada 28 Juni 2012 mendatang.

"Dari proses mendaftar sampai sending ke Korea Selatan maksimal 1 tahun. Tapi jika beruntung, karena sudah ada tempat kerja yang siap menampung bisa satu bulan hingga dua bulan setelah pengumuman ujian sudah berangkat," kata dia.

"Lulusan dari sekolah tingkat apa saja kami belum membedakan, nanti yang akan menempatkan adalah pihak Korea Selatan termasuk gaji yang berbeda di setiap sektor dan lulusan," kata Agus. "Kalau sudah berangkat, sebaiknya bawa uang saku dulu secukupnya," tambah dia.

Salah satu pendaftar calon TKI ke Korea Selatan yang ikut antri di antara ribuan lainnya dan menyerahkan formulir adalah Mahir Hermawan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan 2 Karanganyar, Jawa Tengah. Ia yang lulusan jurusan tekstil sangat berminat ke Korea Selatan karena gajinya menjanjikan. Lagi pula perlindungan terhadap TKI di negeri ginseng itu juga lebih baik daripada Malaysia maupuin Arab Saudi.

"Mencari kerja di daerah sangat sulit apalagi cuma lulusan SMK, saya mendaftar juga untuk mencari pengalaman kerja dan gaji yang lebih besar," kata dia.


MUH SYAIFULLAH


Berita terkait

Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan 64 PMI Ilegal Tujuan Timur Tengah

9 April 2023

Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan 64 PMI Ilegal Tujuan Timur Tengah

Puluhan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal ini akan berangkat ke Riyadh dan Dubai

Baca Selengkapnya

6 Fakta Seputar Keputusan Jakarta Setop Kirim TKI ke Malaysia

19 Juli 2022

6 Fakta Seputar Keputusan Jakarta Setop Kirim TKI ke Malaysia

Pintu masuk bagi para TKI yang kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik ke Negeri Jiran sudah ditutup dan negara tersebut tak lagi

Baca Selengkapnya

Malaysia Deportasi 4.011 TKI Via Nunukan,Terbanyak dari NTT

4 Januari 2017

Malaysia Deportasi 4.011 TKI Via Nunukan,Terbanyak dari NTT

Mereka telah menjalani hukuman di bui maupun pusat tahanan
sementara di Sabah selama sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Aparat Gagalkan Pemberangkatan TKI Ilegal  

5 Desember 2012

Aparat Gagalkan Pemberangkatan TKI Ilegal  

Sebuah agen telah menunggu di Pontianak, yang akan memasukkan TKI secara ilegal ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

Polisi Malaysia Bongkar Jaringan TKI Ilegal  

4 Desember 2012

Polisi Malaysia Bongkar Jaringan TKI Ilegal  

Dari penggerebekan oleh polisi Malaysia, ada 105 tenaga kerja asing yang diselamatkan. Sebanyak 95 orang di antaranya adalah TKI sektor informal.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan TKI Madura  

26 November 2012

Polisi Gagalkan Penyelundupan TKI Madura  

Setelah sampai di Malaysia, mereka disebut-sebut akan tinggal sementara waktu di dalam hutan hingga sang tekong mendapatkan pekerjaan untuk mereka.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Desak Malaysia Tak Pakai TKI Ilegal  

20 November 2012

Pemerintah Desak Malaysia Tak Pakai TKI Ilegal  

Dua pemerintah negara sudah membahas permasalahan TKI di Malaysia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 21 Warga Indonesia

1 Oktober 2012

Malaysia Tangkap 21 Warga Indonesia

"Mereka terkejut melihat petugas mendekati kapal sehingga tidak sempat untuk bereaksi atau kabur."

Baca Selengkapnya

Entikong Masih Jadi Celah-celah TKI Ilegal

3 Agustus 2012

Entikong Masih Jadi Celah-celah TKI Ilegal

Petugas pun agaknya sudah hafal dengan bahasa tubuh dan

jawaban pemegang paspor izin wisata, yang tak lain digunakan

untuk bekerja.

Baca Selengkapnya

Dua TKI Yang Pulang dari Suriah Dianggap Ilegal

5 Juli 2012

Dua TKI Yang Pulang dari Suriah Dianggap Ilegal

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cianjur, Dedi Heryadi menilai permasalahan buruh migran ilegal di Kabupaten Cianjur ini sangat kompleks.

Baca Selengkapnya