TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi selama April ini meningkat 0,21 persen dengan indeks harga konsumen 131,32. Angka ini naik dari inflasi bulan lalu yang hanya 0,07 persen. Sementara dibanding periode sama tahun lalu, terjadi peningkatan 4,5 persen.
Kenaikan inflasi, menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, disebabkan kenaikan sejumlah komoditas, terutama makanan jadi, minuman, dan rokok tembakau. "Sumbangannya 0,62 persen," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 1 Mei 2012.
Harga bawang putih naik di 55 kota dengan kenaikan tertinggi di Sumenep, Jawa Timur, sebesar 50 persen. Harga bawang merah tak kalah mencekik, yang naik di 58 kota, dengan kenaikan tinggi di Bima, Nusa Tenggara Barat, sebesar 43 persen.
Selain itu, gula pasir pun mengalami kenaikan harga di 56 kota. Kenaikan tertinggi terjadi di Tegal, Jawa Tengah, sebesar 10 persen. Sementara harga cabai rawit melejit di 39 kota dengan kenaikan tertinggi di Manado, sebesar 79 persen.
Selain makanan, komoditas penyumbang inflasi adalah rokok kretek filter, yang naik di 35 kota, paling tinggi di Medan, tujuh persen. Inflasi selain disumbang komoditas makanan jadi, minuman, dan rokok tembakau, juga disumbang kelompok lain.
Komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,24 persen, komoditas kesehatan menyumbang inflasi 0,23 persen, dan komoditas transportasi, komunikasi, serta jasa naik 0,21 persen. Sedangkan sandang justru deflasi 0,46 persen.
Secara demografis, dari 66 kota, inflasi terjadi di 52 kota dan deflasi dialami 14 kota. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung sebesar 1,76, dan Manado (1,63 persen). Inflasi terendah di Bengkulu 0,03 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Tarakan 0,51 persen, disusul Kupang 0,3 persen.
MUHAMMAD ANDI PERDANA
Berita terkait
Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka
21 jam lalu
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024
2 hari lalu
BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.
Baca SelengkapnyaWamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
3 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaIndef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II
9 hari lalu
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme
10 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional
10 hari lalu
Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.
Baca SelengkapnyaWakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor
10 hari lalu
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
10 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
11 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaLPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
13 hari lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca Selengkapnya