TEMPO.CO, Jakarta - Untuk meringankan biaya cicilan nasabah kredit rumah, Bank Tabungan Negara (BTN) mengumumkan akan memperpanjang jangka waktu kredit pemilikan rumah (KPR). "Tenor kredit akan lebih panjang. Kami bersedia dan akan mempunyai produk (KPR) dengan tenor 25 tahun," ujar Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 24 April 2012.
Iqbal mengklaim pihaknya menjadi pioner untuk memberi tenor kredit 25 tahun. Dengan memperpanjang tenor, Iqbal berharap dapat memperbanyak portofolio KPR. Ia menilai kemampuan masyarakat untuk mengangsur jadi lebih luas.
Dengan tenor selama itu Iqbal menghitung kredit rumah senilai Rp 50 juta bisa dicicil dengan hanya Rp 180 ribu per bulan. "Tidak ada dasar orang tak punya rumah," ujarnya.
Namun kredit ini rupanya bersyarat, pemohon KPR tak bisa berumur lebih dari 40 tahun. "Dengan catatan saat KPR lunas usianya 65 tahun, syarat lain sama dengan bank-bank lain," kata dia.
BTN mengklaim sebagai market leader dalam pembiayaan perumahan di Indonesia. Pada akhir 2011 mereka menguasai sekitar 25 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Untuk program perumahan subsidi angkanya lebih dahsyat. Mereka menguasai 99 persen pangsa pasar. "Core business kami tetap pada pembiayaan perumahan," ujar Iqbal.
Hal tersebut, kata Iqbal, dapat dilihat dari komposisi kredit BTN per 31 Maret 2012. Kredit perumahan mendominasi dengan nilai Rp 58,17 triliun (87,5 persen), dan kredit non-perumahan senilai Rp 8,31 trilun (12,5 persen).
Sebelumnya Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menyatakan tengah mengkaji memperpanjang tenor pembayaran kredit perumahan hingga menjadi 30 tahun. Perpanjangan ini untuk menyiasati agar cicilan kredit tidak naik meski harga rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah naik.
Usulan ini akan disampaikan kepada Menteri Keuangan. "Tahun depan saya lagi mau usahakan kalau bisa naik jadi 20, 25, atau 30 tahun tenor pinjamannya. Sebab harga rumah kan naik," kata dia akhir pekan lalu.
Djan mengatakan usulan ini akan disampaikan kepada Menteri Keuangan. Saat ini pihaknya masih mengkaji jangka waktu FLPP yang baru apakah 20 tahun, 25 tahun, atau 30 tahun. "Saya mau jajaki kemungkinan itu," kata Djan.
ANDI PERDANA
Berita terkait
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas
54 hari lalu
Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri Optimistis Kredit Perbankan Tumbuh Tahun Ini, Tahun Lalu 16,42 Persen
5 Maret 2024
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, saat ini industri perbankan dalam kondisi fundamental yang sangat baik. Bank Mandiri menegaskan, kinerja industri perbankan di Indonesia tetap tumbuh tahun ini.
Baca SelengkapnyaKredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia
1 Februari 2024
Aset Bank Mandiri pada 2023 mencapai Rp 2.174 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi dan komersial.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Tumbuh 9,4 Persen, Penyaluran Kredit Perbankan Mei 2023 Rp 6.561 T
28 Juni 2023
Bank Indonesia (BI) melaporkan perbankan menyalurkan kredit sebesar Rp 6.561,2 triliun.
Baca SelengkapnyaKredit Perbankan Tumbuh 11,16 Persen, OJK: Ditopang Investasi dan Modal Kerja
2 Januari 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae melaporkan perkembangan sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Triwulan I 2022, Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Positif
21 April 2022
Bank Indonesia (BI) melalui survei perbankan mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan I-2022 tumbuh positif
Baca SelengkapnyaFebruari 2022, LPS: DPK Tumbuh Lebih Tinggi dari Penyaluran Kredit
12 April 2022
LPS menyebutkan sejauh ini ketahanan perbankan masih cukup kuat di tengah COVID-19.
Baca SelengkapnyaAset Bank Permata Tumbuh 31 Persen Jadi Rp 219 T Didorong Pertumbuhan Kredit
31 Oktober 2021
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan pertumbuhan aset 31 persen yoy menjadi Rp 219 triliun.
Baca SelengkapnyaBNI Yakin Kredit Korporasi Terus Tumbuh hingga Tutup 2020
7 Desember 2020
BNI optimistis penyaluran kredit korporasi terus tumbuh hingga tutup tahun 2020.
Baca SelengkapnyaKorporasi Nasional Rentan Gagal Bayar Utang, Ini Saran Bank Dunia
10 Oktober 2019
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Andrew Mason, menyarankan Indonesia terus mewaspadai tingkat utang korporasi.
Baca Selengkapnya