Indonesia Bangkit Tuntut Moratorium Privatisasi

Reporter

Editor

Selasa, 10 Februari 2004 20:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Koordinator tim Indonesia Bangkit, Rizal Ramli mendesak masyarakat dan DPR untuk bertindak dan menyerukan dilakukannya penghentian atau moratorium privatisasi sampai terbentuknya pemerintahan baru hasil pemilu. Menurut Rizal, melanjutkan privatisasi oleh pemerintahan yang tidak kredibel dan tidak transparan merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan merugikan negara. ?Disamping itu, privatisasi asal-asalan oleh pemerintahan Megawati akan berdampak pada pengkhianatan sejarah bangsa,? katanya kepada wartawan dalam pembacaan sikap antidivestasi BNI di Hotel Kartika Candra, Jakarta, Selasa (10/2) Rizal, yang ketika itu didampingi Komisaris BNI, Drajad H. Wibowo, Komisaris Bank Permata Ichsanudin Noorsy, Pengamat Ekonomi INDEF Iman Sugema, Didik J Rachbini dan Aviliani, Ekonom Sri Edi Swasono dan pengamat perminyakan Kurtubi, menyatakan bahwa pemerintah Megawati jauh lebih buruk dari pemerintahan Orde Baru. "Ini karena Orde Baru mendapat setoran dari proses investasi sementara pemerintah Mega mendapat setoran dari proses divestasi," katanya Dalam pandangan Rizal, pemerintah Orde Baru masih memiliki nilai tambah karena untuk mencari setoran KKN, mereka mendapatkannya dengan menciptakan investasi dalam negeri dan mengundang investasi asing. "Mereka kasih fasilitas ke kroni-kroninya untuk investasi. Nilai tambahnya menciptakan lapangan kerja," katanya. Sementara pemerintah Megawati justru mencari setoran untuk persiapan pemilu dengan menjual asset-asset warisan yang ada. "Tidak ada prestasi anak biologis Soekarno kecuali dengan menjual asset-asset warisan. Tidak peduli apakah memiliki arti historis atau tidak," katanya. Rizal lalu menunjuk kasus penjualan Indosat, penjualan PT Dirgantara Indonesia dan terakhir rencana penjualan bandara Soekarno-Hatta, yang menurutnya merupakan pengkhianatan terhadap sejarah bangsa. ?Makanya ada pernyataan dari sebagian kalangan, kalau Bandara Soekarno-Hatta mau dijual, sebaiknya bandara yang dijual bagian Soekarno saja, sedangkan bagian Hatta jangan dijual,? kata Rizal yang disambut tawa hadirin. Ekonom Sri Edi Swasono yang merupakan menantu Bung Hatta, ikut tersenyum lebar. Menurut Rizal, penjualan mayoritas saham BNI dengan jangka waktu yang dipaksakan merupakan tindakan tidak bertanggung jawab dari menteri BUMN. "Kerjanya sudah mirip kernet angkot, cuma mengejar setoran untuk pemilu, tidak peduli negara dirugikan atau tidak," katanya. Penjualan saham mayoritas BNI pada saat terjerembab (distress) akibat skandal manipulasi L/C senilai Rp 1,7 triliun jelas akan menyebabkan harga jualnya anjlok. "Di seluruh dunia, nilai saham perusahaan yang mengalami distress pasti jauh lebih rendah dari nilai aslinya," urainya. Selain itu, keinginan untuk menjual asset-asset warisan melalui mekanisme strategic sale dan private placement dan bukan melalui mekanisme go publicmenunjukkan keinginan yang sangat kuat untuk dapat melakukan negosiasi di belakang layar yang tidak transparan dan besar kemungkinan akan merugikan negara. ?Jika pemerintah memang berniat jujur, mekanisme go public jauh lebih transparan dan fair ketimbang mekanisme strategic sale yang penuh dengan negosiasi pat gulipat," katanya dengan nada tinggi. Sementara itu ekonom Sri Edi Swasono menyatakan bahwa yang terjadi sekarang ini adalah kejahatan moral yang luar biasa. Selain karena alasan-alasan tadi, Sri Edi juga mengungkapkan bahwa proses divestasi yang diharapkan akan membawa arus modal masuk sesungguhnya tidak terjadi. Hal ini bisa dilihat dari bank-bank yang telah diambil alih asing seperti BCA dan Danamon yang ternyata justru setelah didivestasi mengeluarkan surat utang atau menerbitkan obligasi. Amal Ihsan - Tempo News Room

Berita terkait

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

10 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Diwarnai Kartu Merah, Timnas U-23 Indonesia Kalah 0-2 dari Uzbekistan

Meski kalah, Timnas U-23 Indonesia masih berkesempatan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 melalui perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

14 menit lalu

Tiket Konser Sheila on 7 di Pekanbaru Habis Terjual, 17 Ribu Sheila Gank Ikut Tiket War

Penjualan tiket konser Sheila on 7 di Pekanbaru itu begitu cepat diserbu Sheila Gank, nama penggemar band asal Yogyakarta itu.

Baca Selengkapnya

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

16 menit lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

31 menit lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

34 menit lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

36 menit lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

57 menit lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

1 jam lalu

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

Pertamina Patra Niaga menampik adanya penghapusan Pertalite menjadi Pertamax Green 95 di seluruh SPBU.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

1 jam lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

1 jam lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya