TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Masyarakat Transportasi Danang Parikesit mengatakan aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengamuk di tol Senayan sebaiknya dilanjutkan dengan pengawasan terhadap perbaikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) jalan tol.
Danang menilai tindakan Dahlan yang sempat menjadi trending topik tersebut sebagai bentuk syok terapi terhadap operator jalan tol. "Itu penting tetapi setelah itu apa yang dilakukan?" katanya saat dihubungi, Rabu 21 Maret 2012. "Cukup sudah Pak Dahlan ngamuk di tol"
Menurut Danang, langkah selanjutnya yang harus dilakukan Menteri Dahlan adalah pengawasan internal terhadap operator jalan tol. Tujuannya, agar ada perbaikan standar pelayanan tol. "Pak Dahlan tidak perlu lagi marah-marah di tol, pengawasan internal yang perlu ditingkatkan," ujarnya.
Pengawasan terhadap operator jalan tol yang 80 persen dikuasai Jasa Marga, menurut Danang, perlu diperketat agar SPM jalan tol yang masih bermasalah segera diperbaiki. "Untuk penilaian bisa menggunakan jasa lembaga independen misalnya dari Litbang atau perguruan tinggi, agar obyektif," ujarnya.
Menteri Dahlan mengamuk Selasa 20 Maret kemarin sekitar pukul 06.10 ketika mendapati antrean mobil di pintu tol Senayan mencapai 33 mobil, termasuk mobil yang membawanya untuk mengikuti rapat dengan PT Garuda Indonesia Tbk. Ketika itu, cuma satu dari empat pintu yang beroperasi. Tiga gardu kosong tanpa petugas. Padahal Dahlan pernah memerintahkan PT Jasa Marga agar antrean di pintu maksimal lima mobil.
Mantan Direktur Utama PT PLN itu pun turun dari mobil, lalu membuka palang pintu tol. Dahlan juga masuk ke tiga gardu yang kosong itu dan membuang ke luar kursi di dalamnya. "Tidak ada gunanya kursi ini," kata pria kelahiran Magetan ini, Selasa 20 Maret 2012. Setelah itu ia membuka penghalang pintu tol sehingga sekitar 100 mobil bisa masuk lewat loket kosong secara gratis.(Baca: Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol)
