TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adityaswara menilai terlalu dini mengatakan Yawadwipa Companies sebagai perusahaan yang layak membeli Bank Mutiara. Sebab perusahaan yang akan membeli Bank Mutiara harus memenuhi sejumlah persyaratan.
"Terlalu awal kalau Yawadwipa dikatakan memenuhi syarat. Lagi pula (pendaftaran) belum ditutup," ujar Mirza di Jakarta, Kamis 16 Februari 2012. Yawadwipa menyatakan minat membeli Bank Mutiara senilai US$ 750 juta (Rp 6,7 triliun), Selasa pekan lalu. Angka itu sama dengan penyertaan modal sementara LPS di bank tersebut.
Mirza menjelaskan sejumlah persyaratan diberikan untuk membeli bank yang dulu bernama Bank Century itu. LPS tidak hanya melihat kemampuan keuangan perusahaan, tapi yang paling penting adalah harus lulus uji kelayakan dan kepatutan Bank Indonesia.
"Saya rasa fit and proper test tidak mudah dilalui karena jual bank bukan seperti jual pabrik. Orang punya duit belum tentu bisa beli," katanya.
Ia menegaskan Bank Mutiara akan dilepas kepada pihak yang jelas. Sampai saat ini LPS masih menunggu investor lain yang berminat. "Ada time process yang harus diikuti. Kami tidak akan lepas kepada pihak yang tidak prudent. Sampai Mei, kami menunggu minat investor," ujarnya.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel
24 hari lalu
McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.
Baca SelengkapnyaBekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum
43 hari lalu
Bekas Direktur Utama PT Bukit Asam dituntut 19 tahun bui di kasus akuisisi saham yang merugikan negara Rp 162 miliar.
Baca SelengkapnyaPPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi
46 hari lalu
PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.
Baca SelengkapnyaSidang Akuisisi Kontraktor Tambang oleh PTBA, Saksi: SBS Sangat Layak Dibeli
26 Januari 2024
Sidang dugaan korupsi akuisisi kontraktor tambang oleh PTBA (PT Bukit Asam Tbk) berlanjut di PN Palembang. Konsultan beberkan rencana akuisisi.
Baca SelengkapnyaPLN Catat Penjualan Listrik di 2023 Tumbuh 5,32 Persen
15 Januari 2024
PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 285,23 terrawatt hour (TWh) atau tumbuh 5,32 persen year on year.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Akuisisi Time Warner oleh AOL, Sejarah Aksi Korporat Terbesar Dunia
10 Januari 2024
Time Warner yang saat itu merupakan rumah bagi Warners, HBO, CNN, TBS, Time Warner Cable, dan majalah Time diakuisisi AOL seharga US $ 182 miliar.
Baca SelengkapnyaTerkini: Profil Budi Waseso yang Sekarang Jadi Komisaris Utama SIG, Prajogo Pangestu Masih Orang Terkaya Indonesia
6 Desember 2023
Mantan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. atau SIG.
Baca SelengkapnyaTerkini: Erick Thohir Buka Suara soal Kabar Terbaru Vale, Kominfo Dapat Opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK
5 Desember 2023
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal kabar terbaru soal divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (IDX: INCO).
Baca SelengkapnyaKartu Kredit Standard Chartered Bank Bakal Dialihkan ke Bank Danamon Pekan Ini
5 Desember 2023
Bank Danamon Indonesia akan merampungkan akuisisi bisnis ritel Standard Chartered Bank Indonesia pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaTikTok Dikabarkan Bakal Merger dengan GoTo, Ini Respons Menteri Teten
24 November 2023
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menanggapi soal kabar merger TikTok dengan PT GoTo Gojek Tokopedia.
Baca Selengkapnya