"Tingginya Harga Minyak bukan Akibat Pasokan"

Reporter

Editor

Jumat, 11 Juli 2003 17:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tingginya harga minyak tanah di kalangan konsumen bukan disebabkan oleh kelangkaan pasokan minyak tanah dari Pertamina. Mahal itu ada di pengecer, bukan di pangkalan, kata Deputi Direktur bidang Pemasaran dan Niaga Pertamina Tuty Anggrahini di kantor Departemen Keuangan, Jakarta, Senin (6/1). Tuty menjelaskan, Pertamina menjual minyak tanah sesuai dengan keputusan pemerintah awal tahun ini, yakni Rp 700 per liter. Kemudian, harga di pangkalan (depo Pertamina) mengalami penyesuaian sesuai ketentuan pemerintah daerah setempat. Pemda menetapkan harga sesuai jarak antara Depo Pertamina dengan wilayahnya hingga radius 40 kilometer. Jadi setiap pemerintah daerah menetapkan harga yang berbeda. Harga pangkalan di DKI Jakarta adalah Rp 890, per liter, katanya. Harga ini yang dikenakan kepada para pengecer yang akan mendistribusikan minyak tanah kepada konsumen. Namun harga pengecer kepada konsumen sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Pertamina, kata Tuty, tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi harga kecuali dengan melakukan operasi pasar. Tujuannya untuk menstabilkan harga, katanya. Sasaran utama operasi pasar itu adalah wilayah-wilayah yang mengalami kelangkaan minyak tanah. Meski begitu, Pertamina juga akan berhati-hati dalam melakukan operasi pasar karena kuatir akan dimanfaatkan pihak-pihak lain yang ingin mengail di air keruh. Operasi pasar Pertamina sendiri sudah dilaksanakan sejak 5 Januari kemarin di seluruh Indonesia. Rencananya, operasi pasar akan dilaksanakan selama kurang lebih seminggu. Pertamina juga menghimbau pengecer untuk tidak menetapkan harga yang terlalu tinggi. Namun jika ada pangkalan yang berani menjual di atas harga yang ditetapkan pemerintah daerah, Pertamina tidak akan berdiam diri. Tidak ada maaf. Sanksinya adalah pemutusan hubungan usaha, katanya. Menurut Tuty, setiap pangkalan sudah memperoleh keuntungan Rp 70 per liter dari harga yang ditetapkan pemerintah daerah. Ia menyebutkan sudah banyak pangkalan yang telah terkena pemutusan hubungan usaha karena nakal. Jumlahnya lebih dari sepuluh hingga 14 pangkalan katanya. Hingga saat ini, jumlah pangkalan di seluruh Indonesia mencapai 30 ribu buah. Sementara agen penjualan di seluruh Indonesia mencapai 700 buah. (Dara Meutia Uning Tempo News Room)

Berita terkait

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

3 menit lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Harry Kane Kecewa dengan Imbang Bayern Munchen vs Real Madrid di Leg 1 Semifinal Liga Champions

5 menit lalu

Harry Kane Kecewa dengan Imbang Bayern Munchen vs Real Madrid di Leg 1 Semifinal Liga Champions

Penyerang Bayern Munchen, Harry Kane, mengungkapkan kekecewaannya setelah timnya hanya bermain imbang di leg pertama semifinal Liga Champions.

Baca Selengkapnya

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

11 menit lalu

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, ditunjuk menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

15 menit lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

21 menit lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

26 menit lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024

32 menit lalu

Preview Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024

Duel timnas U-23 Indonesia vs Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 akan digelar Kamis malam WIB, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

34 menit lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

39 menit lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Anak Kedua Seleksi Timnas U-16, Darius Sinathrya: Apapun Hasilnya Tetap Bangga

40 menit lalu

Anak Kedua Seleksi Timnas U-16, Darius Sinathrya: Apapun Hasilnya Tetap Bangga

Anak kedua Darius Sinathrya dan Donna Agnesia, Diego memenuhi panggilan seleksi Timnas Indonesia U-16 di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya