Cegah Impor Ilegal, Pelabuhan Darat Dibangun  

Reporter

Editor

Jumat, 23 Desember 2011 17:59 WIB

Pelabuhan Rakyat Kalimas, Surabaya. ANTARA/Bambang Suseno

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri dan pemerintah Malaysia membangun lima pelabuhan darat di Kalimantan. Deputi BNPP Agung Mulyana mengatakan, pembangunan pelabuhan darat ini untuk mencegah masuknya barang-barang impor ilegal.

"Ada lima pintu yang dibangun, dua yang sudah beroperasi," kata Agung, Jumat, 23 Desember 2011.

Lima pintu tersebut dibangun di Aruk di Kabupaten Sambas, Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Entikong di Kabupaten Sanggau, Jasa di Kabupaten Sintang, dan Nanga Badau di Kab Kapuas Hulu.

Adapun 10 negara tercatat berbatasan langsung dengan Indonesia, termasuk India dan India berbatasan langsung dengan Aceh, tepatnya di Pulau Rondo.

Selama ini pemerintah belum memiliki pelabuhan darat di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan luar negeri, seperti Malaysia, India, dan Singapura. BNPP menawarkan agar membuat pelabuhan di pintu-pintu resmi.

Sehingga, barang-barang yang masuk dalam negeri tidak didominasi oleh barang ilegal. "Barang yang masuk secara ilegal ini tidak bayar pajak atau tidak melalui bea cukai," ujarnya.

Sayangnya dia tidak mengetahui secara detail besaran kerugian negara akibat barang impor ilegal tersebut. “Yang pasti besar kerugiannya karena tidak bayar pajak.”

Jika pintu atau pelabuhan darat ini tidak dibangun, situasinya akan semakin rawan. Tidak hanya karena barang impor ilegal yang tak terkontrol, tapi juga karena barang produksi dari dalam negeri juga rawan diselundupkan ke luar negeri. Misalnya, Kalimantan Barat termasuk rawan karena bauksit dibawa keluar dan gula rafinasi yang dibawa masuk ke dalam negeri.

Selain pembangunan lima pelabuhan darat, dia menambahkan, pentingnya peran dan kontrol bea dan cukai harus maksimal. Sehingga, barang illegal dapat diawasi dan mampu mendeteksi masuknya barang tanpa melalui prosedur.

"Ada 10 negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia termasuk India. India berbatasan langsung dengan Aceh, tepatnya di Pulau Rondo," ucapnya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, selama ini berbagai hambatan menyulitkan investasi masuk ke daerah perbatasan. Hambatan itu berupa aksesibilitas, dukungan layanan jasa di daerah perbatasan yang masih terbatas, minimnya infrastruktur, dan pelayanan birokrasi yang belum optimal.

Selain itu, Kadin juga berharap agar pemerintah daerah mempermudah proses perizinan bagi investor yang mau menanamkan modalnya. "Jika selama ini prosedurnya bisa memakan waktu berbulan-bulan, kami harapkan bisa menjadi lebih cepat lagi," kata Suryo.

SAHRUL

Berita terkait

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

11 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

5 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya